Komoditas dan Negara Tujuan yang Paling Rentan
Praktik misinvoicing banyak terjadi pada komoditas unggulan Indonesia, antara lain:
- Batu bara
- Minyak sawit mentah (CPO)
- Logam mulia
- Minyak bumi
Bahkan dari ekspor limbah logam saja, nilai under invoicing-nya bisa mencapai Rp200 triliun. Negara tujuan yang paling sering terlibat dalam praktik ini mencakup Tiongkok, Singapura, Amerika Serikat, Jerman, Jepang, India, Malaysia, Swiss, Korea Selatan, dan Australia.
Tanggung Jawab dan Sistem Deteksi
Menurut Gede, secara sistem seharusnya praktik ini dapat terpantau, namun sering tidak ditindaklanjuti karena kompleksitas birokrasi atau bahkan adanya persekongkolan antara oknum aparat dan pengusaha besar.
Ketika ditanya mengenai tanggung jawab Presiden Joko Widodo, Gede menyatakan bahwa secara struktur, ini merupakan tanggung jawab Menteri Keuangan. "Kalau Bu Sri Mulyani tidak melapor atau tidak tahu, berarti ada masalah besar di internalnya. Tapi bisa juga semua tahu, hanya tidak ada tindakan," ujarnya.
Temuan ini sebagian besar mencakup masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, dimana praktik misinvoicing telah berlangsung secara konsisten dan menyebabkan kerugian negara yang sangat signifikan.
Artikel Terkait
Survei LSI: Prabowo-Gibran Disorot, Ekonomi Nasional Dapat Rapor Merah di Tahun Pertama
Ki Anom Suroto Wafat: Jejak Sang Maestro Wayang yang Mendunia & Prestasinya
KPK Sita Hasil Kebun Sawit Eks Sekretaris MA Nurhadi Rp1,6 M, Total Capai Rp4,6 Miliar
Pengendara Brio Kabur Usai Isi Bensin di Ciputat, Begini Kronologi Pengejaran Petugas