Ia juga memberikan gambaran tentang kehidupan nyata di pesantren, seperti adanya santri yang tidak mampu membayar biaya dan ditanggung oleh kyainya, atau santri yang bekerja kepada kyai karena tidak membawa biaya. Hal-hal ini, menurutnya, menunjukkan nilai-nilai keikhlasan dan kebersamaan.
Maman menambahkan, para ustaz di pesantren tidak hanya mengajarkan teori, tetapi telah mempraktikkan konsep keikhlasan dengan mengutamakan keberkahan daripada gaji materiil. Ini merupakan nilai luhur yang patut dipelajari oleh semua pihak.
Sumber: https://rmol.id/read/2025/10/16/683431/dpr-sarankan-pimpinan-trans7-nyantri-40-hari-di-pesantren-
Artikel Terkait
Anak Gubernur Mahyeldi Gagal Nyaleg PKS, Kini Jadi Plt Ketua DPW PSI Sumbar: Ini Kisah Pilunya
Mengungkap Modus Tambang Ilegal di Indonesia: Cara Kerja dan Dampaknya yang Mengerikan
Jusuf Kalla vs Silfester: Sejarah Konflik yang Tak Kunjung Damai
Benarkah Menkeu Purbaya Diteror? Ini Fakta di Balik Pengawalan Ketat Provos TNI di Kediamannya