Didi juga mengkritik harga tiket kereta cepat yang berkisar antara Rp250 ribu hingga Rp350 ribu. Tarif setinggi ini dinilai menjadikan moda transportasi ini sebagai kemewahan yang tidak terjangkau bagi masyarakat kebanyakan. Ia mempertanyakan prioritas pemerintah yang dinilai lebih fokus membangun simbol kemajuan daripada pondasi kesejahteraan, seperti memperbaiki infrastruktur dasar di pelosok negeri.
Masalah Efisiensi dan Rute yang Tidak Optimal
Secara teknis, proyek ini dinilai tidak efisien. Rute kereta yang berhenti di Padalarang, bukan di pusat Kota Bandung, menjadi salah satu sorotan. Kritik ini sejalan dengan pernyataan mantan Menteri ESDM, Ignasius Jonan, yang sejak awal meragukan efisiensi dan nilai manfaat proyek kereta cepat untuk jarak Jakarta-Bandung.
Tuntutan Transparansi dan Akuntabilitas
Di akhir pernyataannya, Didi menekankan lemahnya transparansi dan akuntabilitas publik dalam proyek ini. Masyarakat dinilai belum mendapatkan akses penuh terhadap isi kontrak dan detail struktur pembiayaan. Ia menegaskan bahwa proyek publik strategis semestinya disertai dengan keterbukaan informasi.
Sumber artikel asli: Kritik Keras Politikus Demokrat terhadap Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Artikel Terkait
Kronologi Lengkap & Motif Pembunuhan Alvaro Kiano oleh Ayah Tiri, Alex Iskandar
Download Snack Video Tanpa Watermark 2024: Mudah, Cepat & Gratis
Gus Yahya Tantang Rais Aam Selesaikan Pemecatan di Muktamar PBNU 2026: Ini Jadwal dan Klaimnya
Gus Yahya Bantah Pemecatannya dari Ketum PBNU: Ini Alasan Suratnya Tidak Sah