Delpedro Marhaen Tulis Surat untuk Pendukungnya: Tak Menyesal Ditangkap, Ungkap Alasan Jadi Tersangka

- Rabu, 03 September 2025 | 21:50 WIB
Delpedro Marhaen Tulis Surat untuk Pendukungnya: Tak Menyesal Ditangkap, Ungkap Alasan Jadi Tersangka


GELORA.ME
- Direktur Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen, telah ditangkap secara paksa pada Senin 1 September malam.

Tak lama kemudian, penyidik Polda Metro Jaya menetapkan Delpedro Marhaen ditetapkan sebagai tersangka dugaan menghasut dan menyebarkan ajakan provokatif saat demo di depan Gedung DPR.

Penangkapan dan penetapan tersangka ini mendapat perhatian masyarakat. Sebab, Lokataru Foundation selama ini publik kenal sebagai lembaga advokasi yang seringkali mengkritisi tindak-tanduk pemerintah.

Menyesalkah sang aktivis hak asasi manusia ini? Ternyata tidak.

Melalui rekan seperjuangannya, ia menitip pesan untuk disampaikan kepada masyarakat luas terkait pesoalan yang membelitnya.

“Saat menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Delpedro Marhaen sempat menulis surat di secarik kertas. Kertas surat itu kemudian disampaikan kepada Pedeo Project dan rekan-rekan Pedro yang menunggu di sekitar Polda Metro Jaya. Kepada rekan-rekannya, Pedro berpesan agar surat tersebut disebarkan secara luas,” tulis akun Threads @pedeoproject, terlihat Rabu 3 September 2025.

Direktur Eksekutif Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen, resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya. Ia diduga terlibat dalam aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR yang berujung ricuh.

“Saya Delpredo Marhaen,” katanya membuka surat yang ditujukan kepada publik.

Menurut dia, setelah dilakukan penangkapan pada 1 September 2025, dirinya menjalani pemeriksaan sebagai tersangka. “(Pemeriksaan) sebagai tersangka selama 24 jam dengan 98 pertayaaan. Setelah tu saya mendapat surat penahanan. Kini saya ditahan di  Rutan Polda Metro Jaya,” ungkap Delpredo melalui tulisan tangannya.

Ia membenarkan, bahwa perkara ini berkaitan dengan tindakannya dan Lokataru yang memberikan banguan hukum bagi mereka yang ditangkap hanya karena menyampaikan pendapat di muka umum.

Selain bantuan hukum, pihaknya juga membela pejalar yang KJP-nya dicabut dan meminta biaya rumah sakit bagi korban kekerasan polisi untuk digratiskan.

“Semuanya itu dikabukan dan berhasil. Tetapi semua itu jadi alasan untuk menuduh saya melakukan perbuatan menghasut,” tuturnya.

Meski akhirnya berurusan dengan polisi, Delpedro menegaskan dirinya tak pernah menyesal melakukan semua itu.

“Saya tidak pernah menyesal melakukan itu semua. Ini soal masa depan orang banyak yang menggantungkan diri pada pendidikan. Jika kamu biarkan, bagaimana mereka bisa merubah nasibnya?” tegasnya.

Jebolan Universitas Tarumanegara itu meminta semua pihak yang mendukungnya agar tidak perlu was-was dengan kondisinya.

“Tidak perlu khawatir dengan kondisi saya. Sebab kita akan selalu terhubung pada sesame nasib yang hari-hari ini semakin gelap. Kita juga terhubung pada solidaritas dan semangat kewargaan. Untuk itu, kita harus masih tetap tegak berhadapan dengan hal buruk apapun ke depan,” pesannya.

“Untuk rekan-rekan Lokataru, maaf belum bisa jadi pemimpin yang baik. Maaf tidak bisa melindungi, dan menemani kalian di masa-masa getir. Saya selalu melihat kalian sebagai penguat bagi saya,” katanya lagi.

Dirinya hanya punya mereka, anak-anak muda, yang terus menunjukan ikhtiar dan ketegarannya membela mereka yang rentan dan tertindas. Padahal mereka juga menghadapi ancaman.

“Ini kekayaan yang dimiliki oleh anak muda. Semoga kita senantiasa di jalan ini,” harapnya.

Ia pun menulis pesan tegas di akhir surat yang ditulis pada 2 September kemarin. “Makin Ditekan, Malin Melawan!” ***

Sumber: konteks

Komentar