Aksi demonstrasi besar-besaran menuntut Bupati Pati Sudewo mundur menarik perhatian Ketua Umum DPP Grib Jaya, Hercules Rosario Marshal. Mantan preman Tanah Abang itu menilai Sudewo sebagai potret pemimpin gagal dan cerminan pejabat yang nuraninya dibutakan oleh kekuasaan.
"Dulu saat kampanye, dia datang ke rakyat, mengemis suara, pura-pura merakyat, bahkan tidur di got pun mau demi jabatan. Tapi sekarang? Sombong, arogan, dan lupa siapa yang memilih dia," ujar Hercules lewat akun Instagram @gribjaya_id, Kamis (14/8/2025).
Menurut Hercules, fenomena seperti ini tidak hanya terjadi di Pati, melainkan sudah menjadi penyakit banyak pejabat di Indonesia. Mereka, kata dia, dengan mudah menjual janji manis saat pemilu, namun mengabaikan amanah begitu duduk di kursi kekuasaan.
"Yang mereka kejar hanya kekuasaan dan keuntungan pribadi," tegasnya.
Hercules secara tegas juga menyatakan mendukung aksi demonstrasi warga Pati. Ia menilai gerakan itu sebagai puncak kemuakan publik sekaligus peringatan keras bagi penguasa.
"Jangan pernah remehkan suara rakyat. Kalau mereka sudah bangkit, tidak ada kekuasaan yang bisa bertahan," ucapnya.
Ia bahkan secara blak-blakan menyebut pejabat korup dan arogan sebagai beban negara. Karena itu ia mendesak para pemimpin yang mengkhianati amanah rakyat tersebut segera mundur.
"Kekuasaan itu amanah, bukan hadiah. Kalau tidak mampu menjaganya, lebih baik mundur sebelum diusir rakyat," tegasnya.
Demo Tuntut Sudewo Mundur
Pada Rabu (13/8/2025) kemarin ribuan warga Pati tumpah ruah ke jalan menuntut Sudewo mundur, dipicu serangkaian kebijakan kontroversial, salah satunya rencana kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250 persen. Meski kebijakan itu resmi dibatalkan pada 8 Agustus 2025, gejolak warga tak mereda.
Tuntutan kini bergeser menjadi desakan agar Sudewo angkat kaki dari jabatannya. Aksi yang digelar sejak pagi hari memanas saat massa berusaha merangsek masuk ke Kantor Bupati Pati, memaksa polisi menembakkan gas air mata.
Ketegangan semakin memuncak ketika Sudewo mencoba menyampaikan permintaan maaf dari atas kendaraan taktis atau rantis Polri.
Dilempar Sandal saat Minta Maaf
Tak sampai setengah menit, Sudewo yang muncul di balik tameng aparat hanya sempat mengucapkan beberapa patah kata sebelum menghilang kembali ke dalam kendaraan lapis baja. Lemparan sandal dan botol air mineral dari arah massa membuatnya tak bisa melanjutkan pernyataannya.
“Bismillahirohmanirohim, Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, saya akan berbuat yang lebih baik,” ujarnya singkat sebelum berlindung kembali.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Artanto menyebut aksi demonstrasi berujung ricuh ini mengakibatkan 34 orang luka-luka. Korban terdiri dari 7 anggota polisi dan 27 pendemo. Sebagian korban sudah diperbolehkan pulang setelah dirawat di RS Suwondo, Kabupaten Pati.
“Ada sebagian yang sudah dipulangkan,” jelas Artanto saat dikonfirmasi, Rabu (13/8/2025) malam.
Artanto juga memastikan tak ada korban jiwa atau meninggal dunia dalam insiden ini. Ia menegaskan kabar di media sosial yang menyebut ada korban tewas tidak benar alias hoaks.
“Tidak benar, nihil yang meninggal. Berita tersebut tidak dapat dipercaya,” tegasnya.
Sumber: suara
Foto: Seruan Hercules, eks preman Pasar Tanah Abang, Jakarta dukung demonstrasi lengserkan Bupati Pati Sudewo. (tangkapan layar/instagram)
Artikel Terkait
Terungkap! Bupati Pati Sudewo Ternyata Tak Laporkan Kenaikan PPB ke Pemerintah Pusat
Viral Dokter RSUD Sekayu Musi Banyuasin Dipaksa Lepas Masker Saat Visit, Akhirnya Lapor Polisi
Kerusuhan Aksi Demo Pemakzulan Bupati Pati Sudewo, Video Polisi Serang Masjid Viral di Media Sosial
Mantap! Rakyat Cirebon Siap Susul Pati Bakal Segera Gelar Demo Besar-besaran Protes Soal PBB yang Dinaikan Sampai 1000 Persen