Heboh Kemunculan Bongkahan-Bongkahan Emas di Sungai Eufrat dan Nubuat Hari Kiamat Nabi Muhammad

- Selasa, 05 Agustus 2025 | 15:05 WIB
Heboh Kemunculan Bongkahan-Bongkahan Emas di Sungai Eufrat dan Nubuat Hari Kiamat Nabi Muhammad


GELORA.ME -
Puluhan warga di pedesaan Raqqa, Suriah belakangan berkerumun di tepi Sungai Eufrat. Mereka menggali tanah berpasir dengan tangan atau alat seadanya dengan harapan menemukan emas mentah.

Hingga pada pekan lalu, seperti dilaporkan Shafaq News, Jumat (1/8/2025), kerumunan orang semakin bertambah, dipicu oleh kemunculan gundukan bebatuan berkilau di salah satu tepi akibat surutnya air sungai. Para penambang sampai mendirikan tenda-tenda di tepi sungai dekat lokasi yang diduga sumber emas ditemukan.

Aktivitas penambangan swadaya masyarakat itu meningkatkan mikro-ekonomi daerah setempat. Harga alat-alat penambangan melonjak, dan para broker amatir muncul demi mengkapitalisasi temuan para penambang.

Hingga kini area pertambangan di tepi Sungai Eufrat itu masih sama sekali tanpa regulasi resmi atau pengawasan. Belum ada pihak dari pemerintah atau otoritas lokal melakukan intervensi atau sekadar mengeluarkan pernyataan, meski jumlah penambang terus bertambah yang juga meningkatkan risiko keamanan dan lingkungan.

Ahli geologi, Khaled al-Shammari, kepada Shafaq News, mendesak aksi segera, sambil menjelaskan bahwa sedimentasi mineral bukan hal yang tidak umum di sepanjang Sungai Eufrat, disebabkan aliran sungai melalui wilayah yang kaya mineral. Menurut Al-Shammari, kilauan bebatuan tidak cukup menjadi bukti akan kehadiran emas.

"Hanya analisis detail geologi yang bisa ditemukan apakah timbunan itu mengandung emas atau mineral berharga lain," kata Al-Shammari.

Meski demikian, warga Raqqa tak memedulikan ketidakpastian ilmiah seperti yang diutarakan Al-Shammari. Bagi mereka, temuan kilauan bebatuan memiliki dimensi ekonomi dan spiritual.

Dari sisi spiritual, fenomena di tepian Sungai Eufrat saat ini dianggap pas dengan nubuat Nabi Muhammad SAW lewat hadits-nya. "Hari Pembalasan tidak akan datang sampai Eufrat memunculkan sebuah gunung emas, di mana orang-orang akan bertarung memperebutkannya," demikan salah satu hadits Rasulullah.

Cendikiawan Muslim, Asaad al-Hamdani, kepada Shafaq News, mengonfirmasi kesahihan hadits itu dalam tradisi Sunni. Tetapi, ia mengingatkan, agar tidak terburu-buru menginterpretasikan peristiwa yang terjadi saat ini dengan tanda-tanda kiamat.

"Narasi seperti itu membutuhkan pemahaman yang mendalam, khususnya saat diaplikasikan dengan peristiwa yang sedang terjadi," kata Al-Hamdani.

Sungai Eufrat membentang dari Turki, Suriah hingga Irak, dan tercatat dalam sejarah sebagai salah satu pusat kehidupan di kawasan, menopang pertanian, perdagangan, dan pendudukan sejak era Mesopotamia kuno. Namun, pada beberapa tahun terakhir, penurunan muka air sungai telah memicu kekhawatiran kawasan, mengganggu konstruksi bendungan di Turki, hak air lintas-batas, dan perburukan kondisi kekeringan.

Hadits tentang kiamat


Nabi Muhammad SAW bersabda, "Hari Kiamat tak akan terjadi sebelum Sungai Eufrat mengering dan menyingkapkan 'Gunung Emas' yang mendorong manusia berperang. Sejumlah 99 dari 100 orang akan tewas (dalam pertempuran), dan setiap dari mereka berkata, ‘Mungkin aku satu-satunya yang akan tetap hidup'" (HR Bukhari).

Dalam riwayat lainnya, Rasulullah SAW bersabda, "Sudah dekat suatu masa di mana sungai Eufrat akan menjadi surut airnya lalu ternampak perbendaharaan daripada emas, maka barang siapa yang hadir di situ janganlah ia mengambil sesuatu pun daripada harta itu" (HR Bukhari Muslim).

Imam Bukhari juga meriwayatkan hadis lainnya, Nabi SAW bersabda, "Segera Sungai Eufrat akan memperlihatkan kekayaan (gunung) emas, maka siapa pun yang berada pada waktu itu tidak akan dapat mengambil apa pun darinya."

Seperti diriwayatkan Imam Abu Dawud, Rasulullah mengingatkan bahwa sungai yang kini mengalir di tiga negara modern Turki, Suriah, dan Irak itu pada saatnya akan menyingkapkan harta karun yang besar berupa gunung emas. Selain itu, seperti dinukil dari kitab Al-Burhan fi `Alamat al-Mahdi Akhir az-Zaman, dijelaskan nubuat Rasulullah SAW. Itu adalah bahwa keringnya Sungai Eufrat merupakan pertanda datangnya Imam al-Mahdi dan kian dekatnya akhir zaman.

Dalam bahasa Arab, kawasan perairan itu dikenal dengan nama al-Furat, yang harfiah berarti 'air nan paling segar.' Menurut Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Al-Hadith Al-Nabawi, Eufrat adalah sungai yang mengalir dari timur laut Turki.

"Sungai itu membelah pengunungan Toros, lalu melewati Suriah di kota Jarablus, melewati Irak di kota al-Bukmal, dan bertemu Sungai Tigris di Al-Qurnah yang bermuara di Teluk Arab," ujar Dr Syauqi.

Panjang sungai itu mencapai 2.375 kilometer. Dua anak sungainya, yakni Al-Balikh dan Al-Khabur diketahui sudah mengering. Pada saat Nabi Muhammad SAW menubuatkan masa depan Sungai Eufrat, wilayah subur di Mesopotamia itu masih diperebutkan oleh dua negeri adidaya: Persia dan Bizantium. Bahkan, Sungai Eufrat adalah batas alami yang memisahkan dua kerajaan tersebut.

Pada waktu wafatnya Rasul SAW, Persia berhasil menguasai sekujur Mesopotamia, termasuk kawasan daerah aliran Sungai Eufrat. Namun, ini tak selamanya.

Pada masa Khulafaur Rasyidin, pada 642 M Perang Nahavand terjadi. Ini memperhadapkan antara pasukan Persia dan Muslimin. Akhirnya, kemenangan berhasil direbut umat Islam. Tepat pada era khalifah Umar bin Khattab, seluruh Persia dapat ditaklukkan daulah Islam. Runtuhlah riwayat imperium yang sudah berusia ratusan tahun itu.

Sumber: republika 

Komentar