Anies Baswedan Diminta Sebutkan Buku yang Paling Berpengaruh, Jawabannya Tuai Perdebatan

- Rabu, 07 Mei 2025 | 21:55 WIB
Anies Baswedan Diminta Sebutkan Buku yang Paling Berpengaruh, Jawabannya Tuai Perdebatan


Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, kembali menjadi perbincangan publik setelah cuplikan video lawasnya kembali beredar di media sosial X (dulu Twitter). 

Dalam video tersebut, Anies Baswedan ditanya tentang tiga buku yang paling berpengaruh dalam hidupnya. Namun siapa sangka, jawaban yang terdengar sederhana dan disampaikan dengan santai itu justru memicu diskusi panjang di jagat maya.

“Saya pernah ditanya di Twitter tuh, Pak, tiga buku yang paling berpengaruh. Ini menantang ini, milih tiga ya. Yang dipilih itu setelah dipikir-pikir. Satu, Al-Qur’an. Dua, buku nikah. Tiga, buku tabungan," ucapnya seperti Suara.com kutip pada Rabu (7/5/2025).

Pernyataan tersebut awalnya disambut gelak tawa dan apresiasi karena dianggap mengandung nilai-nilai penting dalam hidup manusia. 

Namun, ketika video itu kembali diunggah oleh akun X @tatakujiyanti dengan narasi ulang tahun, diskusi publik menjadi lebih luas dan beragam.
"Tanya: Sebutkan 3 buku paling penting bagi Anda. Anies Baswedan: Al qur'an, Buku Nikah, Buku Tabungan. Ada yang baru tahu, Mas Anies ternyata bisa sekocak itu? Selamat ulang tahun mas @aniesbaswedan," tulis akun tersebut dalam caption-nya.

Anies Baswedan sendiri sempat menjabarkam mengapa ia memilih tiga buku tersebut yang menurutnya paling berpengaruh dalam hidupnya.

"Sulit sekali menjawab pertanyaan yang membatasi hanya tiga buku ini. Setiap buku membawa pengaruh berbeda bagi diri kita, ada yg mengubah perspektif ada menambah pengetahuan, ada yg menginspirasi, ada juga yg meneguhkan keyakinan," ungkap dia.

Namun, tanggapan netizen pun bermunculan, mulai dari yang terhibur, mendukung, hingga yang mengkritik penggunaan kata “buku” untuk menyebut Al-Qur’an.

Beberapa warganet menganggap bahwa Al-Qur’an tidak bisa disamakan dengan buku-buku biasa karena memiliki kedudukan yang lebih tinggi dan sakral dalam ajaran Islam.

"Alquran bukan buku, karena: – Alquran tidak bisa dipegang bila tidak dalam keadaan suci dari najis. – Alquran tidak bisa dibawa ke dalam WC," tulis akun @bat****.

"Al-Qur'an kok disetarakan buku," timpal akun @cah****, yang juga mempermasalahkan klasifikasi Al-Qur’an dalam konteks tersebut.

Lain halnya dengan pengguna akun @adr**** yang mencoba memberikan perspektif keagamaan.

"Bukan buku (saja) ya, atau nama lain dari Al-Qur’an bisa Al-Huda, Al-Furqan, dll. Kenapa demikian? Untuk mensucikan dan membedakannya dengan buku (biasa)," jelasnya.

Namun tidak semua netizen berpendapat demikian. Sebagian lainnya membela pernyataan Anies Baswedan dengan menyatakan bahwa konteksnya adalah simbolik dan pribadi, bukan klasifikasi ilmiah atau teologis. 

Mereka menilai jawaban tersebut justru mencerminkan kedalaman makna yang bersifat reflektif.

"Sama-sama dalam bentuk buku, yang membedakan isinya. Yang dipertanyakan buku paling berpengaruh dalam hidup. Nah, Al-Qur’an berpengaruh nggak? Sampai sini paham," tulis akun @mriz**** menanggapi perdebatan.

Menariknya, tiga buku yang disebut Anies Baswedan memang bisa diartikan sebagai representasi dari tiga dimensi kehidupan yang penting spiritualitas (Al-Qur’an), relasi sosial dan institusi keluarga (buku nikah), serta keberlangsungan ekonomi (buku tabungan). 

Meskipun disampaikan dengan nada bercanda, pilihan tersebut mencerminkan nilai-nilai yang bersifat mendasar dalam kehidupan manusia modern.

Di luar pro dan kontra, pernyataan Anies Baswrdan ini kembali memperlihatkan sisi komunikatif dan simbolik yang sering ia gunakan dalam berbagai kesempatan. 

Tak hanya menjawab, Anies Baswedan kerap menampilkan lapisan makna dalam pernyataannya, baik yang bersifat filosofis maupun humoris.

Sebagai tokoh politik dan akademisi, Anies Baswedan memang dikenal memiliki cara komunikasi yang cerdas, tak jarang bersifat dua lapis, lugas tapi sarat makna.

Jawaban tentang tiga buku paling berpengaruh ini bisa jadi hanyalah candaan ringan namun tetap memancing publik untuk berpikir, atau bahkan berdebat.

Sumber: suara
Foto: Anies Baswedan. [Instagram/aniesbaswedan]

Komentar