Pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dengan Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri diapresiasi analis komunikasi politik Hendri Satrio.
Sosok yang akrab disapa Hensat itu menduga pertemuan tersebut bukan sekadar silaturahmi pasca Idulfitri, melainkan membahas sejumlah kesepakatan strategis.
Namun meski pertemuan ini positif karena menyejukkan tensi politik, bukan berarti hubungan antara Megawati dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo ikut mencair.
“Ini dua hal yang berbeda,” kata Hensat lewat kanal YouTube miliknya, Kamis 10 April 2025.
Menurut founder Lembaga Survei Kedai KOPI itu, selain membahas persoalan kebangsaan, pertemuan Prabowo dan Megawati diyakini juga menyentuh ranah hubungan personal antara Megawati dan Jokowi yang sempat merenggang dalam beberapa waktu terakhir.
Hensat menyebut mungkin Megawati menyampaikan langsung kepada Prabowo bahwa urusan pribadinya dengan Jokowi biarlah menjadi urusannya sendiri. 
Sedangkan urusan politik seperti jumlah menteri dari PDIP, jabatan strategis, hingga posisi elite lainnya, menjadi bagian dari negosiasi yang masih berjalan.
"Tapi yang jelas dealnya ini agak lama, mesti dipikirkan dan mungkin salah satunya adalah bagaimana hubungan antara Pak Prabowo, Ibu Mega dan Pak Jokowi," jelas Hensat.
Di tengah kondisi sulit hari ini, Hensat menegaskan kesolidan di antara para elite politik menjadi sangat penting. Namun, ia juga mengingatkan bahwa sejarah menunjukkan, kesepakatan elite tidak selalu sejalan dengan keinginan akar rumput. 
“Di cerita sejarah revolusi yang dilakukan atau dipimpin oleh rakyat, biasanya elite setuju tapi akar rumput nggak setuju," pungkasnya. 
Sumber: rmol
Foto: Kolase Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subianto, Joko Widodo/Net
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
KPK Selidiki Dugaan Markup Proyek Kereta Cepat Whoosh: Fakta Terbaru!
Shell dan TotalEnergies Catat Penurunan Laba, Ini Penyebab dan Proyeksi Harga Minyak
Hujan Es Tangerang 2025: Penyebab, Dampak, dan Penjelasan BMKG
Bestari Barus Buka Suara Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Ini Alasan Kontroversialnya