Nabila Zifri Safira, perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, mengatakan bahwa aksi kali ini terbilang sukses karena mereka berhasil memasuki halaman gedung DPRD untuk pertama kalinya.
Namun, Nabila menekankan kekecewaan mereka karena tidak ada satu pun anggota DPRD yang turun untuk menemui mereka.
“Kami ingin berdialog langsung dengan wakil rakyat, tetapi mereka hanya mengutus tenaga ahli,” ungkap Nabila.
Dia menambahkan bahwa lemparan kotoran sapi merupakan simbol protes atas ketidakresponsifan pemerintah terhadap aspirasi mahasiswa.
Setelah berhasil masuk ke halaman Kantor DPRD Provinsi Jateng sekitar pukul 18.00 WIB, ribuan mahasiswa membubarkan diri dengan membacakan sejumlah tuntutan.
Di antara tuntutan tersebut antara lain, UU masyarakat adat, RUU herampasan aset hingga menolak konsesi tambang hingga menagih janji pemerintah tentang pemberantasan korupsi.
Sumber: Tribunnews
Artikel Terkait
Banjir Bandang Aceh Tamiang 2025: Permukiman Hilang Tertimbun Kayu Gelondongan
Pencabutan Izin Tambang di Indonesia: Hanya Ganti Nama, Eksploitasi Tetap Berjalan?
Ray Rangkuti Kritik Keras Tito Karnavian Soal Bantuan Malaysia: Analisis Lengkap
61 Tentara Israel Bunuh Diri Sejak Perang Gaza, Angka Mencengangkan Terungkap