Menanti Ujung Permainan Megawati

- Sabtu, 01 Juni 2024 | 13:15 WIB
Menanti Ujung Permainan Megawati

"Jangan enak-enakan saya sudah bilang, partai ini mau saya jadikan partai pelopor. Kamu yang tidak bekerja untuk rakyat, out!" tegas Megawati.


Dia juga mengancam pimpinan setiap organisasi PDIP yang tak mau turun ke masyarakat dengan hukuman pemecatan. Mempersilakan setiap kader PDIP untuk membuat laporan bila menemukan pimpinan PDIP di level DPC hingga DPP yang tak mau turun ke bawah.


"Yang ada adalah harus dilayani rakyatmu itu," tegas Mega.


Putri mantan presiden pertama Indonesia, Soekarno itu, meminta kadernya untuk tidak takut bila menyuarakan kebenaran. Ketakutan hanyalah ilusi yang mengganggu pikiran semata. "Sebab ketakutan hanyalah ilusi dan kita adalah manusia merdeka," tandas Mega.


Menurut pengamat politik dari Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, pidato Ketua Umum PDIP di pembukaan Rakernas V, mengisyaratkan sikap oposisi PDIP dalam pemerintahan Prabowo-Gibran nanti. Menurutnya, hal itu terindikasi dari cara Megawati meneriakkan sejumlah slogan seperti "PDIP tahan banting" dan "berani apa tidak" dalam pidatonya.


"Cara Megawati melecut semangat para kadernya dengan meneriakkan, 'PDIP tahan banting', 'takut atau tidak?', 'berani apa tidak?' merupakan indikasi kuat PDIP akan mengambil sikap sebagai oposisi di hadapan pemerintahan Prabowo-Gibran," kata Umam kepada media.


"Mega juga meng-embrace jika ada pihak yang menudingnya sebagai provokator, yang diyakininya sebagai provokator demi kebenaran dan keadilan. Sikap ini mempertegas PDIP tidak ingin diajak negosiasi dan kompromi dengan pemenang Pemilu 2024 lalu," jelas Umam yang juga menyoroti Megawati, yang menyampaikan kritik keras kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo yang dianggap telah menyalahgunakan kekuasaan.


Bahkan Megawati mengkritik keras praktik penyalahgunaan lembaga penegak hukum dan juga TNI-Polri sebagai alat politik dan kekuasaan. Karena itu Megawati mempertanyakan, menggugat dan mempersoalkan kredibilitas Pemilu 2024 yang dianggapnya telah diwarnai kecurangan secara terstruktur, masif, dan sistematis (TSM).


Megawati pun menggugat praktik kekuasaan yang semakin represif pada kebebasan sipil. Semua itu dianggap mirip dengan praktik kekuasaan yang otokratik.


"Dengan demikian, di bawah kepemimpinan Megawati, maka hampir bisa dipastikan PDIP akan mengambil sikap sebagai oposisi di hadapan kepemimpinan pemerintahan Prabowo-Gibran," tegas Umam.


"Dengan logika terbalik, penggunaan tema Satyam Eva Jayate atau Yang Benar Pada Akhrinya Akan Menang, merupakan tudingan secara tidak langsung bahwa, yang menang saat ini adalah yang tidak benar menurut cara pandang PDIP. Cara pandang itu tak lepas dari koreksi total PDIP atas praktik kekuasaan pemerintahan Jokowi yang dianggap telah melumpuhkan pilar-pilar demokrasi dan dianggap telah menyalahi komitmen agenda Reformasi 1998," jelas Umam.


Lantas, apa sesungguhnya yang mau diperbuat Megawati saat ini?


Bergabung Prabowo atau beroposisi kepada pemerintahan presiden Prabowo hasil Pilpres 2024?


Publik menunggu dengan wanti-wanti apa ujung daripada ucapan Megawati : “Aku bilang enak aja, gue mainin dulu dong!" 

 

(Wartawan Senior dan Pemerhati Masalah Sosial dan Budaya)

SEBELUMNYA

Halaman:

Komentar