Sinyal Politik di Karpet Merah? Gibran Tersingkir Saat Prabowo, Puan, dan Cak Imin Beriringan!

- Kamis, 24 Juli 2025 | 15:20 WIB
Sinyal Politik di Karpet Merah? Gibran Tersingkir Saat Prabowo, Puan, dan Cak Imin Beriringan!




GELORA.ME - Peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-27 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi ajang pamer kekuatan politik yang dihadiri para elite tokoh nasional.


Namun, sebuah pemandangan tak biasa di karpet merah menyita perhatian, sekaligus memicu spekulasi saat Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tampak berjalan terpisah dari rombongan inti.


Peristiwa tersebut terjadi saat Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, serta Ketua DPR RI, Puan Maharani, tiba di lokasi acara.


Didampingi langsung oleh Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, ketiga tokoh bangsa ini berjalan beriringan menuju panggung utama.


Pria yang akrab disapa Cak Imin ini tampak mendampingi Presiden Prabowo, sementara Puan Maharani berada di antara Prabowo dan Gibran.


Formasi ini membuat Gibran akhirnya berjalan di luar karpet merah yang telah disediakan panitia. Karpet tersebut hanya cukup untuk Cak Imin, Prabowo, dan Puan Maharani.


Presiden Prabowo, yang mengenakan kemeja putih khasnya, tak mengucapkan sepatah kata pun kepada awak media. 


Ia hanya melempar lambaian tangan seakan menyapa para jurnalis yang telah menunggunya.


Sementara di sisinya, Gibran tampil lebih formal dengan setelan kemeja putih berdasi merah, peci hitam, serta celana bahan berwarna senada.


Sementara itu, Puan Maharani terlihat elegan menggunakan dress berwarna hitam dengan aksen merah di bagian lengan dan kerah.


Tepat di barisan belakang rombongan Prabowo, terlihat pula Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani dan Wakil Ketua Umum Gerindra Budisatrio Djiwandono yang ikut mengawal.


Acara ini juga dihadiri oleh sederet tokoh nasional lainnya, seperti Wakil Presiden ke-13 Ma'ruf Amin, Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia, dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).


Selain itu, turut hadir pula Menteri Luar Negeri Sugiono serta mantan Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly.


Alasan Elegan Gibran Mengalah di Karpet Merah Demi Prabowo dan Puan?


Sepotong adegan di karpet merah Harlah ke-27 PKB mungkin hanya berlangsung beberapa detik, namun sarat akan makna dan tafsir politik.


Momen saat Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka berjalan di luar jalur kehormatan memicu spekulasi apakah ia tersingkir atau 'disingkirkan'?


Namun, jika dilihat lebih dalam, gestur tersebut bisa jadi bukanlah sebuah keterpaksaan, melainkan sebuah pilihan sadar yang menunjukkan kedewasaan dan kecerdasan Gibran dalam membaca panggung politik.


Ini bukan tentang tersingkir, melainkan tentang 'mengalah' untuk sebuah tujuan yang lebih besar.


Analisis pertama dan yang paling kuat adalah etika dan kerendahan hati. Dalam konstelasi politik dan protokoler, Gibran sadar akan posisinya.


Ia berjalan bersama tiga figur yang sangat sentral pada momen itu yakni Presiden Prabowo Subianto Atasannya langsung dan Kepala Negara, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) Sang tuan rumah acara dan Puan Maharani Ketua DPR RI dan representasi kekuatan politik besar lainnya.


Dengan ruang karpet merah yang terbatas, memaksakan diri untuk masuk hanya akan menciptakan pemandangan yang canggung dan berdesakan.


Alih-alih melakukan itu, Gibran secara elegan memilih untuk memberikan ruang. 


Gestur 'minggir' ini dapat dibaca sebagai bentuk Menghormati Senior, menghargai Tuan Rumah, serta Menghindari kekikukan dan menjaga alur rombongan tetap lancar.


Seorang politisi cerdas tidak hanya memikirkan posisinya sendiri, tetapi juga gambar besar yang tercipta. 


Formasi Prabowo, Puan, dan Cak Imin yang berjalan berdampingan di atas karpet merah adalah sebuah 'money shot' sebuah foto dengan nilai berita dan pesan politik yang sangat tinggi.


Foto itu menyimbolkan kehangatan dan potensi rekonsiliasi lintas koalisi


Dengan Gibran sedikit menepi, ia secara tidak langsung menjadi 'fasilitator' bagi terciptanya gambar ikonik tersebut.


Ia tidak mengganggu 'frame' utama yang sedang ingin ditampilkan oleh tuan rumah dan para tamu seniornya. 


Ini adalah sebuah langkah taktis yang menunjukkan bahwa ia memahami pentingnya optik politik ketimbang ego personal.


Konsistensi Branding 'Pemimpin Muda yang Sederhana'


Gestur ini juga sangat konsisten dengan citra yang dibangun Gibran selama ini seorang pemimpin muda yang tidak kaku, pragmatis, dan terkadang keluar dari pakem formalitas.


Ia sering terlihat santai dan tidak terlalu ambil pusing dengan detail-detail protokoler yang dianggapnya tidak substansial.


Ketimbang mempermasalahkan posisi di karpet merah, ia memilih fokus pada tujuan kehadirannya. 


Sikap ini sejalan dengan brandingnya yang ingin dilihat sebagai sosok yang berbeda dari politisi generasi lama lebih fleksibel dan mengutamakan substansi.


Sumber: Suara

Komentar