Penyelidikan awal menunjukkan bahwa kelompok pengungsi ini melibatkan perempuan, anak-anak, dan laki-laki dewasa.
Mereka dilaporkan mengalami kondisi kesehatan yang memprihatinkan akibat perjalanan laut yang sulit.
Lantas publik dibuat bertanya-tanya "mengapa penjaga laut Indonesia tidak mampu mendeteksi dan mencegah kedatangan sejumlah besar pengungsi ini?"
Baca Juga: Erupsi Hebat Gunung Marapi, Masyarakat di Sumatera Barat Waspada Terhadap Ancaman Abu Vulkanik
Beberapa analis keamanan berspekulasi bahwa cuaca buruk dan kondisi laut yang ekstrem mungkin telah menyulitkan patroli perairan di sekitar wilayah tersebut, memungkinkan kapal pengungsi untuk menghindari deteksi.
Pemerintah Sumatera Barat segera merespons dengan membentuk tim gabungan antara aparat keamanan, imigrasi, dan kesehatan untuk menangani pengungsi Rohingya ini.
Mereka memberikan bantuan kemanusiaan, termasuk layanan medis mendesak dan penyediaan tempat penampungan sementara.
Ketidakpastian tentang bagaimana pengungsi Rohingya bisa masuk ke Sumatera Barat semakin membingungkan para pihak terkait.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianhaluan.com
Artikel Terkait
Anggaran K/L Dikembalikan Rp 4,5 Triliun, Menkeu Purbaya Ungkap Penyebab Penyerapan Lambat
Insiden Penyerangan WNA China ke Anggota TNI di Tambang Emas Ketapang: Kronologi & Fakta Terbaru
Kritik Rencana Sawit Papua Prabowo: Swasembada Energi vs Ancaman Deforestasi
Perampokan Rumah Mewah Cilegon: Kronologi Pembunuhan Anak Politisi Maman Suherman