Penyelidikan awal menunjukkan bahwa kelompok pengungsi ini melibatkan perempuan, anak-anak, dan laki-laki dewasa.
Mereka dilaporkan mengalami kondisi kesehatan yang memprihatinkan akibat perjalanan laut yang sulit.
Lantas publik dibuat bertanya-tanya "mengapa penjaga laut Indonesia tidak mampu mendeteksi dan mencegah kedatangan sejumlah besar pengungsi ini?"
Baca Juga: Erupsi Hebat Gunung Marapi, Masyarakat di Sumatera Barat Waspada Terhadap Ancaman Abu Vulkanik
Beberapa analis keamanan berspekulasi bahwa cuaca buruk dan kondisi laut yang ekstrem mungkin telah menyulitkan patroli perairan di sekitar wilayah tersebut, memungkinkan kapal pengungsi untuk menghindari deteksi.
Pemerintah Sumatera Barat segera merespons dengan membentuk tim gabungan antara aparat keamanan, imigrasi, dan kesehatan untuk menangani pengungsi Rohingya ini.
Mereka memberikan bantuan kemanusiaan, termasuk layanan medis mendesak dan penyediaan tempat penampungan sementara.
Ketidakpastian tentang bagaimana pengungsi Rohingya bisa masuk ke Sumatera Barat semakin membingungkan para pihak terkait.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianhaluan.com
Artikel Terkait
PNM Raih Penghargaan Inovasi Keuangan Berkelanjutan di CNN Indonesia Awards 2025, Bukti Komitmen untuk UMKM dan Perempuan
Mahfud MD Sebut Jokowi Lugu di Awal Pemerintahan, Soroti Proyek Whoosh
Tanggul Baswedan Jebol: Debit Air Tinggi dan Akses Sempit Hambat Perbaikan
Retak Hubungan Jokowi-Prabowo? Proyek Whoosh dan IKN Disebut Pemicu