Kenapa Hingga Saat Ini Masih Belum Ditemukan Obat Untuk Menyembuhkan Penyakit Kanker? Berikut Penjelasannya

- Jumat, 05 Januari 2024 | 01:02 WIB
Kenapa Hingga Saat Ini Masih Belum Ditemukan Obat Untuk Menyembuhkan Penyakit Kanker? Berikut Penjelasannya

Kerennya pengobatan kanker sudah maju pesat dalam beberapa puluh tahun terakhir. Kanker bisa dibasmi menggunakan obat obatan kimia, pakai sinar radiasi, atau dibedah dan diangkat. Meski begitu tentu saja ada resiko efek samping, dan tidak semua pasien bisa diselamatkan tapi mungkin saja semua ini akan segera berubah. Para ilmuan menemukan satu metode yang punya potensi besar untuk menyembuhkan kanker di masa depan. Apakah itu?

Harapan itu ada di metode yang mungkin kita sering dengar, yaitu vaksin MRNA. Setelah diuji coba dan dikembangkan besar besaran untuk mengejar vaksin covid, kita membuka banyak pintu baru yang bisa memanfaatkan metode ini.

Cara kerjanya pun sama seperti vaksin corona yang mengajarkan tubuh kita mengenali si virus. Nantinya MRNA akan mengajarkan mematahkan jurus jurus ninja para sel kanker, dan mendeteksi serta mencari mereka tanpa membahayakan kesehatan kita. Saat ini status obat ini masih dikembangkan, dan salah satunya sudah di coba ke pasien yang bernama Molly. Lalu bagaimana hasilnya?

Mbak molly ini kena kanker leher yang sudah menyebar sampai kedalam mulutnya, dia sudah menjalani puluhan tahap pengobatan untuk menghilangkan kankernya. Tapi hanya 10 hari, kanker tersebut nyebar hingga ke paru paru. Waktu itu semua jalan sudah terasa buntu, hingga molly sudah menyiapkan pemakaman nya sendiri.

Hingga akhirnya dia ikut uji coba pengobatan kanker menggunakan vaksin MRNA, 7 bulan dan 9 suntikan kemudian, ajaibnya dia berhasil sembuh, bersih dari kanker.

Calon obat kanker yang satu ini memang punya harapan besar. Selain itu pun masih banyak metode pengobatan lain yang terus dikembangkan. Tapi tidak berarti itu semua tanpa tantangan yang pasti langsung berhasil.

Mendengar ini semua, apakah kalian yang mungkin menjadi ilmuan masa depan yang mengembangkan vaksin ini?***

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: tigaaksara.com

Halaman:

Komentar