Gal Eisenkot terbunuh setelah sebuah bom meledak di terowongan dekat tentara di kamp Jabaliya di Gaza utara. Dia dilarikan dalam kondisi serius ke rumah sakit di Israel, di mana dia meninggal karena luka-lukanya.
Dia dijadwalkan dimakamkan pada hari Jumat di Herzliya.
Berita Channel 12 mengutip mantan kepala intelijen IDF Tamir Hayman seperti dikutip dari The Time of Israel yang mengatakan: “Pada awal perang, Gadi mengatakan kepada saya bahwa dia bermaksud mengatur perang seolah-olah putranya berada di garis depan kampanye militer dan putrinya diculik di Gaza. Dan kemudian dia menyatakan dengan gayanya yang lugas dan serius: ‘Putri saya tidak diculik, tetapi putra saya ada di garis depan.’”
Politisi dari berbagai spektrum politik menyampaikan belasungkawa mereka kepada Eisenkot dan berduka atas kematian putranya.“Hati kami hancur. Pada malam Hanukkah, lilin Gal padam,” kata Gantz dalam sebuah pernyataan, mengacu pada hari raya cahaya Yahudi yang dimulai Kamis malam.
Sumber: herald.
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Kisah Mualaf Jenderal Kopassus Lodewijk Paulus: Ditentang Keluarga hingga Karier Cemerlang
Hasil Survei Kinerja Menteri: Purbaya Yudhi Sadewa Terbaik, Ini Daftar Lengkap 10 Besar - GREAT Institute
MKD DPR Tolak Pengunduran Diri Rahayu Saraswati, Diduga Kuat Ada Upaya Cari Muka ke Prabowo
Habib Jafar Doakan Onadio Leonardo Lepas dari Narkoba: Tak Ada Toleransi untuk Narkoba