Bahkan mereka mau memenuhi permintaan Israel untuk memindahkan kantor kedutaannya dari tel aviv ke Yerussalame daerah yang dicaplok oleh Israel dari rakyat palestina. Adil dan etiskah tindakan barat serta amerika yang seperti itu? Jawabannya tentu tidak adil dan tidak etis. Lalu timbul pertanyaan, masih perlu dan pentingkah kita mendengarkan suara-suara yang disampaikan oleh negara-negara barat dan amerika tentang Israel dan palestina yang bersifat diskriminatif dan double standard tersebut?
Di mana mereka tampak sekali tidak konsisten dan tidak jujur kepada dirinya sendiri dan orang lain. Coba saja lihat bagaimana amerika dalam menghadapi serangan hamas di mana Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, dengan tegas mengatakan kepada Perdana Menteri Netanyahu bahwa pihaknya siap untuk menawarkan semua cara yang tepat untuk mendukung pemerintah dan rakyat Israel.
Jadi Joe biden benar-benar akan mendukung dan membela sepenuhnya apa saja tindakan yang akan dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina. Dan kita sudah melihat sendiri apa yang sudah dilakukan Israel dalam menyikapi serangan Hamas di mana Israel telah melakukan penyerangan balik ke wilayah Palestina dengan lebih hebat dan lebih dahsyat lagi dari apa yang telah dilakukan hamas sehingga kematian dan ketakutan benar-benar telah menimpa dan menyelimuti hati seluruh rakyat Palestina.
Dan kita melihat Barat dan amerika hanya diam dan paling-paling cuma berbasa-basi, sehingga dengan demikian kita lihat Israel telah tampil secara bebas dan sempurna di mata dunia yang cinta damai dan keadilan menjadi negara penjajah dan negara teroris yang paling sadis di zaman modern sekarang ini. (*)
Artikel Terkait
Rudy Ong Chandra Segera Disidang KPK, Begini Modus Korupsi IUP Kaltim yang Libatkan Bos Tambang
Jadwal Timnas Indonesia U-17 Vs Brasil U-17 di Piala Dunia 2025: Nova Arianto Ungkap Formula Kejutan!
Trump Ancam Hentikan Bantuan AS ke Israel Jika Tepi Barat Dicaplok
3 Rute Penerbangan Indonesia ke Arab Saudi 2024: Bandara, Maskapai & Tips Booking