Para penggunanya bisa menggunakan atribut ini selama tiga jam, dengan ketinggian sekitar 5.000 meter dari permukaan tanah.
Paralayang bermotor ini mampu mengangkut beban 230 kilogram - setara dengan beban empat orang - menurut sebuah situs paralayang bermotor.
Alat yang menyerupai payung ini bisa memiliki satu kursi atau model gerobak roda tiga yang dapat menampung dua orang.
Rekaman video yang diunggah oleh apa yang disebut sebagai "Media Militer" Brigade Izz al-Din al-Qassam, menunjukkan para pengguna paralayang bermotor ini meluncur dari darat, masing-masing dikendalikan satu atau dua pejuang.
Rekaman lainnya menunjukkan para pejuang menembak dari udara, sebelum mendarat, dan menyerbu posisi-posisi Israel. Beberapa paralayang membawa pejuang dengan sepeda motor.
Hamas menyebut kelompok penerjun payung yang menembus perbatasan ini sebagai "Skuadron Saqr".
Mengapa Israel tak bisa mendeteksi paralayang itu?
Rekaman video yang dipublikasi media Hamas menunjukkan pasukan terjun payung bersenjata mereka terbang dari Gaza berada di bawah perlindungan tembakan roket-roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza.
Beberapa dari paralayang bermotor itu terbang rendah, sementara yang lainnya terbang lebih tinggi.
Mereka bisa melihat secara jelas dengan mata telanjang dari udara yang mengelilingi Gaza.
Media Israel mempertanyakan kenapa unit pasukannya gagal mendeteksi kehadiran milisi Hamas.
Pasukan Israel belum mengungkap alasan mengapa pertahanan udara mereka tidak mendeteksi paralayang - terutama karena parasut-parasut itu sangat terlihat, sehingga orang-orang bisa merekamnya dari ponsel.
Kubah Besi
Jadi, mungkinkah Israel terlalu mengandalkan teknologi daripada menggunakan patroli keliling?
Sejumlah laporan menyebutkan bahwa pertahanan udara Israel seperti Iron Dome dan radar, tidak dirancang untuk menghadapi benda-benda terbang sekecil itu.
Serangan beruntun
Hamas memulai serangan dadakan dengan meluncurkan 5.000 roket, menurut pernyataaan Komando Brigade Al-Qassam, Muhammad Al-Deif saat hari pertama penyerangan.
Peluncuran ribuan roket itu disertai dengan serbuan pejuang Hamas dari darat dan laut, menggunakan kapal-kapal perang, dan di udara menggunakan parasut.
Laporan media dan militer mengindikasikan bahwa serangan paralayang bermotor dan kemampuannya menerobos pertahanan udara, merupakan faktor penentu yang menyebabkan perbatasan berhasil ditembus.
Pada hari pertama, serangan tersebut menyebabkan kerugian besar dan belum pernah terjadi sebelumnya di antara warga sipil dan militer Israel.
Kelompok Hamas disebut menawan lebih dari 100 warga Israel dan personel militer. [bbc]
Artikel Terkait
Kadis PUPR Riau Ancam Copot Pejabat yang Tolak Setor Fee 5% ke Gubernur Wahid
Prabowo Disebut Beri Sinyal Stop Penyidikan KPK Soal Dugaan Markup Proyek Whoosh
Kebakaran Rumah Hakim PN Medan Khamozaro Waruwu: Polisi Didorong Ungkap Motif dan Dalang
Gelar Pahlawan untuk Soeharto Dinilai Sebagai Amnesti untuk Kejahatan Orde Baru