Rencana ini tidak hanya menimbulkan pertanyaan etis, tetapi juga bisa memicu reaksi keras dari umat Islam di seluruh dunia. "Tindakan merusak keotentikan Alquran tidak hanya akan memantik kemarahan di tingkat lokal, tetapi juga di seluruh dunia. Oleh karena itu, sangat penting bagi semua pihak untuk menjaga keotentikan dan kesucian Alquran," tegasnya.
"Saya mengingatkan kepada siapa saja untuk tidak merusak dan menodai kesucian dari kitab suci umat Islam," tambah Buya Abbas.
Rencana modifikasi terjemahan Alquran ini sejalan dengan program sinifikasi yang telah dirancang oleh China sejak 2018, yang juga mencakup sinifikasi terhadap agama Protestan dan Katolik. Program ini telah menjadi sorotan dan kritik dari berbagai pihak, termasuk komunitas internasional.
“Pendekatan Sinisasi Islam” dan “Pendekatan Sekolah Jinling” adalah “mempelajari dan memahami secara komprehensif dan akurat semangat Kongres Nasional PKC ke-20, dan memahami secara mendalam pentingnya mendukung Partai Komunis China.” Komite Sentral PKC dan Sekretaris Jenderal Xi Jinping dan mematuhi pedoman politik mereka.” Ini adalah Komunisme yang disamarkan sebagai Konfusianisme, yang sering menjadi alat retorika Xi Jinping, dan merupakan cara untuk mengosongkan isi Islam dan kitab sucinya.
Sumber: inilah
Artikel Terkait
Kebakaran Terra Drone: Misteri Pemetaan Sawit Ilegal & Bencana Sumatera Terungkap?
Visa Kartu Emas AS: $1 Juta untuk Izin Tinggal, Benarkah Adil? Analisis Kontroversi
BGN Tanggung Biaya Perawatan 21 Korban Kecelakaan Mobil MBG di SDN Kalibaru
Kecelakaan SDN 1 Kalibaru: 20 Siswa dan Guru Terluka Ditabrak Mobil Pengangkut MBG