Kebijakan pemerintah anti-kesejahteraan tersebut di atas, menurut Anthony, tidak beda dengan kebijakan pemerintahan kolonial yang gemar memiskinkan rakyat Indonesia.
Sedangkan windfall profit dari kenaikan berbagai harga komoditas hanya dinikmati oleh segelintir orang di lingkaran elit politik dan oligarki, yang berperilaku bagaikan penjajah, yang dikritik keras oleh Dewan Rakyat, Volksraad, dan para pejuang bangsa Indonesia di masa penjajahan.
Kondisi saat ini bahkan lebih buruk dari masa penjajahan. Dewan Rakyat di masa penjajahan membela kepentingan rakyat, tanpa kenal takut. Sedangkan Dewan Rakyat saat ini menjadi bagian dari penguasa, menjadi antek penguasa dan oligarki, yang turut berperan aktif memiskinkan rakyat bangsanya sendiri.
“Oleh karena itu, seperti pernyataan Otto Iskandardinata, anggota Volksraad di masa penjajahan, Anda semua wajib mundur. Sukarela atau dipaksa. Pilihan ada di tangan Anda,” pungkasnya.
Sumber: inilah
Artikel Terkait
Topan Kalmaegi Hantam Filipina: 58 Tewas, Mobil Hanyut seperti Mainan
Proyeksi Produksi Beras Naik 4,1 Juta Ton, Stok Melimpah di Akhir 2025
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa Tolak Masuk Parpol: Saya Mau Kerja Aja
Evandra Florasta Ungkap Penyebab Kekalahan Timnas Indonesia U-17 vs Zambia di Piala Dunia U-17 2025