Hingga akhirnya anggota NII dan Ponpes Al Zaytun melakukan perbuatan kriminal dengan merampok rumah orang kaya.
Dilansir TribunWow.com dari kanal YouTube tvOneNews pada Jumat (23/6/2023), Ken Setiawan mengungkapkan hal tersebut.
Ken Setiawan bahkan menjelaskan secara detail cara tak lazim yang dilakukan untuk mencari dana Ponpes Al Zaytun.
"Kita sudah punya struktural negara, RT, RW, lurah, camat, dan masing-masing anggota punya jabatan tertentu," ujar Ken Setiawan.
"Jadi kalau butuh dana tahun itu ya, ini kalau ada berita di TV, 'Pembantu baru kerja satu hari sudah gasak harta majikan', itu kerjaan kawan-kawan semua," tambahnya.
Anggota NII dan Ponpes Al Zaytun bahkan bisa mendapatkan dana sebesar Rp 1 miliar dari merampok rumah orang kaya.
Caranya dengan menjadikan anggota perempuan sebagai asisten rumah tangga (ART) di rumah orang kaya.
Setelah itu, ART tersebut akan memberikan informasi supaya mempermudah anggota lainnya untuk menggasak harta majikannya.
"Pernah kita satu hari dapat di atas Rp 1 miliar, jadi kalau kita butuh dana siapin tim kita 5 orang perempuan," ujar Ken Setiawan.
"Palsuin KTP, ijazah, dan kartu keluarga, kita enggak usah lama-lama, nyari orang kaya di komplek elit Pondok Indah, Permata Hijau, Kalibata," tambahnya.
"Enggak usah satu minggu atau satu bulan, satu hari majikan pergi dan anak sekolah, rumah kosong," jelasnya.
"Mereka telepon 'Abi rumah kosong', kita bawa mobil kalau perlu bawa truk, harta orang kafir enggak apa-apa kita ambil," tandasnya.
Ken Setiawan menyebut anggota NII dan Ponpes Al Zaytun bangga mendapatkan dana dari hasil merampok orang kaya.
"Jadi kita dulu bangga melakukan kriminal, dan kita dulu bangga karena kita menghasilkan banyak," ujar Ken Setiawan.
Sedangkan cara terbaru adalah dengan meminta sumbangan dengan berkedok yayasan.
Anggota NII dan Ponpes Al Zaytun yang tersebar di seluruh Indonesia meminta sumbangan di titik-titik tertentu.
"Terus kita bikin yayasan yatim piatu, yayasan duafa, yayasannya sampai sekarang masih ada," tutur Ken Setiawan.
"Kita tahu orang Indonesia itu baik-baik, dermawan, enggak usah kriminal nanti bermasalah dengan aparat," tambahnya.
"Kita bikin yayasan yatim piatu, kita nongkrong di ATM, foodcourt, POM, halte, taruh di minimarket, dan itu hasilnya lebih besar," jelasnya.
Bermodalkan proposal dan identitas diri, para anggota NII dan Ponpes Al Zaytun bisa meraup keuntungan hingga Rp 10 miliar.
Pasalnya seluruh anggota NII dan Ponpes Al Zaytun di seluruh Indonesia bergerak mencari sumbangan.
"Penting organisasinya jelas, proposal, kartu nama, surat tugas, KTP, 'Ini loh kami dari yayasan ini, bapak mau nyumbang berapa'," ucap Ken Setiawan.
"Itu satu yayasan satu bulan ada yang sampai dapat Rp 10 miliar, mereka satu yayasan cabangnya ada di seluruh Indonesia," tambahnya.
Sumber: tribunnews
Artikel Terkait
DPR Soroti Wacana Bahasa Portugis di Sekolah: Manfaat atau Beban Kurikulum?
Erick Thohir Tegas: PSSI Move On dari Shin Tae-yong, Ini Kata Menpora Soal Pelatih Baru Timnas Indonesia
KPK Tegaskan Kasus Korupsi Bank BJB Terhadap Lisa Mariana Tetap Berjalan, Meski Jadi Tersangka di Polri
Bentrok Mencekam di Sorong, Polisi Tembak Gas Air Mata Bubarkan Massa Protes Pembakaran Mahkota Cenderawasih