Pertemuan AHY-Puan Pukul Pamor Jokowi dan Ganjar

- Selasa, 20 Juni 2023 | 14:10 WIB
Pertemuan AHY-Puan Pukul Pamor Jokowi dan Ganjar

Ini yang jadi momok dan trauma khusus bagi partai atau koalisi partai yang sudah mendorong dan menjadikan individu non partai pada akhirnya menjadi kekuatan baru bahkan akan menjadi pesaing serta musuh baru berikutnya.


Pertemuan AHY dan Puan ada indikasi jika dua dinasti politik SBY dan Megawati akan menghambat dan juga mengadang embrio dinasti baru dari Jokowi bahkan juga Ganjar Pranowo menjadi bagian sasaran khusus.


Megawati dan SBY sadar jika Jokowi akan segera melahirkan bayi baru yang akan menjadi bagian kartel politik dinasti Jokowi. Bagaimana awal pemerintahan Jokowi menjadi presiden, terang-terangan menolak keterlibatan anak serta keluarga untuk terjun ke politik.


Namun pada akhirnya, Jokowi memberikan restu seorang Kaesang yang masih lugu untuk terjun di Pilkada Depok. Belum lagi Gibran yang selalu di momong oleh Prabowo Subianto dan sempat juga ditowel menjadi wakil presiden Prabowo.


Kemudian ada menantunya yang sedang menjadi Walikota Medan dan sudah digadang-gadang berjaga di Pilkada Di Sumatera Utara sebagai Calon Gubernur.


Puan dan AHY menjadi politisi muda dan seharusnya di tahun politik 2024 sudah berjaga kendati terlalu instan menjadi orang nomor satu atau dua di Indonesia. Namun, kendala besar sedang dihadapi oleh dua anak mantan presiden tersebut. Di saat bersamaan, muncul tokoh di luar elite partai seperti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.


Pencapresan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan menjadi tamparan paling keras bagi putra dan putri pemilik partai. Harusnya Puan sudah menjadi bagian calon presiden dari PDIP, begitu juga AHY juga sudah mengantongi tiket Pencapresan.


Sialnya, dua tokoh muda ini harus terpental dari pencapresan. Puan akhirnya kalah dan rekomendasi PDIP untuk Capres justru diberikan pada Ganjar Pranowo, sementara AHY terlunta-lunta di Koalisi Perubahan. Posisi AHY kendati sebagai ketua umum partai secara formal belum mendapatkan dukungan untuk mendampingi Anies Baswedan.


Survei lembaga politik sangat kejam meniatkan elektabilitas pemegang partai ditempatkan di level 2 persen. AHY dan Puan hanya masuk dalam nominal  bursa calon wakil presiden bukan calon presiden.


Ini bagian penghinaan politik terberat dan wajar jika AHY sangat tergoda dengan penawaran dan juga kode untuk segera tinggalkan Koalisi Perubahan yang dimotori oleh PKS dan Nasdem tersebut.


Kesimpulannya Jika dalam perjodohan politik AHY dan Puan menjadi simbol politik pembendungan bagi elite baru atau wajah baru yang akan manggung di politik nasional. Mereka sadar jika peta politik atau konfigurasi politik saat ini posisi AHY dan Puan hanya menjadi ban serep para capres yang justru terlahir dari rahim elite partai.


Tokoh yang menjadi sasaran utama politik bendung  adalah Jokowi dan keturunannya juga Ganjar Pranowo dan gerbong politiknya. Ganjar Pranowo setidaknya sudah mendapat warning dari awal jika PDIP setengah hati untuk memberikan kesempatan menjadi calon presiden.


Jika kelak Ganjar Pranowo sukses menjadi Presiden 2024-2029 kemungkinan besar hanya akan menjabat satu periode kecuali Ganjar Pranowo dalam periode pertama jabatan sebagai presiden menjadi anak nakal dan durhaka PDIP dengan membentuk gerbong atau kartel politik baru atau membentuk partai baru sekaligus.


Periode Pemilu 2029-2033 bukan milik Ganjar Pranowo atau capres lainnya, tetapi milik Puan Maharani dan juga milik AHY atau keduanya berduet dalam pelaminan Capres 2029-2033. 


*) Penulis adalah Ketua DPD PAN Kabupaten Cirebon

Halaman:

Komentar