"Alhamdulillah saya adalah salah satu dari 20 orang terpilih di seluruh Indonesia untuk masuk ke Universitas Airlangga," ujar Ngabila.
Namun ternyata, Ngabila lebih memilih Universitas Indonesia. Ia pun menceritakan bagaimana proses dirinya keterima di Universitas Indonesia.
"Saya ikut SBMPTN dengan ratusan ribu orang di Universitas Indonesia. Ternyata, saya masuk dalam daftar 300 orang yang lolos di Fakultas Kedokteran," ucap wanita yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara itu.
Karena lokasi universitas yang tidak jauh dari tempat tinggalnya di Duren Sawit, Jakarta Timur, Ngabila akhirnya menjatuhkan pilihan untuk melanjutkan studi di Universitas Indonesia.
Selama menempuh pendidikan S1, Ngabila sangat aktif berkiprah di organisasi. Ia tergabung dalam Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI), dan tahun 2010 hingga 2011 dipercaya untuk menjadi koordinator humas.
Ngabila menjelaskan, jiwa kepemimpinan tersebut mendarah daging diturunkan dari sang ayah bernama Racob Yacob yang merupakan seorang seniman.
"Alhamdulillah saya lulus tepat waktu selama lima tahun pada Agustus 2012. Lalu saya melanjutkan magang sekaligus pengabdian selama satu tahun di Kalianda, Lampung Selatan," tandas Ngabila.
Pada tahun 2014, Ngabila melanjutkan perjalanan studinya dengan meneruskan sekolah jenjang S2 di Universitas Indonesia.
"Karena keinginan saya di bidang public health (kesehatan masyarakat), maka saat S2 saya ambil jurusan Kesehatan Masyarakat," tutur ibu dari tiga orang anak laki-laki itu.
Kemudian saat ini, Ngabila tengah menempuh pendidikan S3 dengan jurusan yang sama saat ia belajar di jenjang S2.
Baca juga: Sosok Wanita Peluk Inara Rusli setelah Buka Cadar, Datin Jodha Nangis, 5 Tahun Lalu Pasangkan Niqab
Berkiprah di Dinkes DKI Jakarta
Menjalani karier di Dinkes DKI Jakarta menjadi perjalanan yang panjang bagi Ngabila.
"Jadi setelah lulus S1 di Universitas Indonesia pada Agustus 2012, saya sempat mengabdi di Kalianda, Lampung Selatan selama satu tahun," ujar Ngabila.
Setelah pulang di tahun 2013, Ngabila mengikuti penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di tempat tinggalnya kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.
Ngabila menjalani seleksi CPNS yang membuka kuota 300 dokter di DKI Jakarta.
"Alhamdulillah saya lolos, dan tanggal 1 Maret 2014 saya sudah jadi CPNS di Puskesmas Duren Sawit," ucap wanita yang memiliki lesung pipi di sebelah kiri itu.
Tiga tahun ia bekerja di Puskesmas Duren Sawit, pada tahun 2017 ia dipindahkan ke Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Timur untuk mengurus penyakit TBC.
Kemudian pada Februari 2019, Ngabila dipindahtugaskan oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD) menjadi Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta hingga saat ini. (m36)
Riwayat pendidikan:
1. 1993-1995: TK Islam Fithria Assyahara, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur;
2. 1995-2001: SDN 02 Duren Sawit, Jakarta Timur;
3. 2001-2004: SMPN 109 Makasar, Jakarta Timur;
4. 2004-2007: SMAN 8 Tebet, Jakarta Selatan;
5. 2007-2012: S1 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Depok;
6. 2014-2016: S2 Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok;
7. Saat ini tengah menempuh pendidikan S3 Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok.
Publikasi:
1. 2021: The Lancet Regional Health – Western Pacific: Clinical Characteristics and mortality associated with Covid-19 in Jakarta, Indonesia: a Hospital-Based Retrospective Cohort Study, 2021;
2. 2020: Acta Medica Indonesiana – The Indonesia Journal of Internal Medicine, Vol 52, Number 3 • July 2020: Factors Associated with Death in Covid-19 Patients in Jakarta, Indonesia: An Epidemiological Study;
3. 2020: Excess mortality during the first ten months of Covid-19 epidemic at Jakarta, Indonesia : preprint: https://www.medrxiv.org/content/10.1101/2020.12.14.20248159v1;
4. 2013: Iskandar WJ, Handjaja CT, Salama N, Anasy N, Ardianto MF, Kusumadewi D. Evidence-based case report: acute diabetic complication risks of Ramadan fasting in type 2 diabetics. Acta Med Indones. 2013 Jul; 45(3): 235-9. PMID: 24045396;
5. 2016: Efektivitas Puskesmas Duren Sawit Sebagai Gatekeeper Penanganan Pasien Hipertensi Peserta JKN 2016. Ngabila Salama Rahman, Jaslis Ilyas.
(TribunManado.co.id)
Diolah dari artikel TribunManado.co.id.
Sumber: trends.tribunnews.com
Artikel Terkait
Polisi Bongkar Modus Pengoplosan Elpiji 3kg ke 12kg di Bekasi, 2 Tersangka Ditangkap
Presiden Prabowo Beri Komitmen Penuh untuk Tuntutan Guru Madrasah Jadi PPPK
Luciano Spalletti Resmi Latih Juventus: Kontrak Hingga Target Liga Champions
OJK Perkuat Pengawasan Digital dengan SupTech dan Kolaborasi untuk Ekosistem Finansial yang Inklusif