Siklus pemikiran geopolitik Soekarno merupakan gambaran kebijakan yang merupakan pertautan pemikiran geopolitik Soekarno dengan kepentingan nasional, diplomasi dan pertahanan negara.
Lalu, mengenai pemikiran geopolitik Soekarno memengaruhi pemikiran dunia, Hasto menjelaskan bagaimana Pancasila menjadi sebagai life line Dunia Baru. Dibuktikan dalam Konferensi Asia Afrika (KAA), Gerakan Non Blok (GNB), dan Kemerdekaan Bangsa-bangsa Asia Afrika, dan postulat geopolitiknya yang menegaskan perdamaian dunia hanya akan terjadi apabila dunia bebas dari kolonialisme dan imperialisme tetap relevan hingga saat ini.
Selain itu, Hasto menjelaskan bagaimana Soekarno memproyeksikan Pasifik sebagai sebagai Pivot Dunia yang saat ini terbukti dan relevan. Juga konsistensi pada pandangan bahwa dunia harus bebas dari imperialisme dan kolonialisme; dan perubahan konstelasi geopolitik dunia dari bipolar menjadi multi-polar serta perubahan struktur Dewan Keamanan PBB.
Lalu bagaimana relevansi dan implementasi pemikiran geopolitik Soekarno terhadap kebijakan pertahanan Indonesia pasca-Soekarno Hasto menjelaskan bahwa tujuh variabel geopolitik Soekarno dapat menjadi peta jalan kebijakan pertahanan negara dalam mengkaji dan melahirkan kebijakan bagi pertahanan negara.
“Variabel geopolitik Soekarno yang paling berpengaruh terhadap Kepentingan Nasional di antaranya: Sains dan Teknologi, Politik dan Koeksistensi Damai. Sementara itu, variabel geopolitik Soekarno yang paling berpengaruh terhadap Pertahanan Negara adalah Kepentingan Nasional, Sains dan Teknologi, serta Politik,” beber Hasto.
Hasto juga menekankan pentingnya pemimpin masa depan memiliki force projection, atau memanfaatkan semua potensi sumber daya yang ada untuk kepentingan nasional sesuai dengan tujuan bernegara. “Mari kita berpikir kreatif, bagaimana pertahanan kita lebih kuat dari negara lainnya, dan itu dibangun lewa imajinasi serta ide,” ucap Hasto.
Usai sesi kuliah, Hasto memberi kesempatan dialog yang disambut dengan antusias sehingga banyak pertanyaan disampaikan ke Hasto. Di dalam kesempatan itu, Hasto menegaskan dirinya tampil sebagai seorang akademisi yang memiliki perhatian terhadap geopolitik. "Saya hadir di sini tidak bicara politik praktis. Tapi politik pertahanan negara," sebut Hasto.
Sumber: news.republika.co.id
Artikel Terkait
Busung Lapar di Usia Dewasa: Benarkah Bisa Terjadi? Kisah Bahlil Lahadalia Saat Kuliah
Sanae Takaichi: Dari Drummer Metal hingga Perdana Menteri Perempuan Pertama Jepang
Purbaya Dibiarkan Ngotak-ngatik HP, Netizen: Kok Diisolasi di Sidang Kabinet, Ya?
Calista Amore Ungkap Penyesalan Mendalam ke Keluarga Timothy, Calon Dokter Unud Ini Minta Maaf