Ia menyebut, beberapa di antara mereka mungkin beranggapan bahwa menjadi anggota DPR lebih terhormat dibandingkan artis.
"Sehingga mereka berbondong-bondong menjadi caleg untuk pemilu 2024," ujarnya.
Baca juga: Sering Dipakai Gowes Jokowi, Berapa Harga Sepeda Bambu Spedagi?
Menurut Ubed, kehadiran para artis di dunia politik ini juga menunjukkan kegagalan partai politik dalam melahirkan kader berkualitas yang mampu mendulang suara pada pemilu.
Kondisi ini membuat mereka menjaring publik figur seperti para artis untuk mendongkrak suara mereka.
"Jadi menempatkan artis sebagai vote getter atau pendulang suara partai. Sepertinya alasan ketiga ini menjadi yang paling dominan," kata dia.
Padahal menurut Ubedillah, ada hal lebih penting bagi partai yang banyak merekrut artis menjadi caleg, yakni menyiapkan kapasitas artis untuk menjalankan fungsinya sebagai anggota dewan jika terpilih.
Khususnya, fungsi mereka dalam mendengarkan aspirasi rakyat dan legislasi atau membuat undang-undang.
"Berbahaya jika artis terpilih menjadi anggota dewan tetapi kerjanya hanya duduk, diam, dan pamer busana. Saya kira hal itu sangat tidak diharapkan oleh rakyat," tuturnya.
"Apalagi jika sepanjang menjabat anggota dewan tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya untuk memperjuangkan rakyat banyak. Ini bisa merugikan konstituen atau rakyat yang memilihnya," ungkap dia.
Baca juga: Sejumlah Artis dan Akademisi Jadi Bacaleg PDI-P: Ada Denny Cagur, Once Mekel, dan Mbah Rono
Sumber: kompas.com
Artikel Terkait
Ray Rangkuti Kritik Keras Tito Karnavian Soal Bantuan Malaysia: Analisis Lengkap
61 Tentara Israel Bunuh Diri Sejak Perang Gaza, Angka Mencengangkan Terungkap
Mahasiswi UMM Faradila Tewas Dibunuh Oknum Polisi Suaminya: Kronologi & Motif Harta
Kebakaran Maut Terra Drone: Izin Laik Fungsi Era Jokowi-Ahok Dipertanyakan