Ali menilai sangat tidak etis seorang kader parpol yang duduk di jabatan publik dan menyatakan pindah ke partai lain, sementara selama proses kepindahan tersebut dia masih menerima fasilitas publik, semisal gaji dan tunjangan.
Fenomena pindah partai belakangan menjadi sorotan setelah Sandiaga Uno mengundurkan diri dari Partai Gerindra dan diduga akan bergabung dengan PPP.
Di Jawa Barat sejumlah kader Partai Demokrat dikabarkan pindah ke Partai Nasdem.
Di Banten ada anggota DPRD kabupaten yang tiba-tiba mengundurkan diri karena akan memcalonkan diri melaui Partai Nasdem.
"Fenomena loncat partai ini menandakan lemahnya identitas kepartaian di kalangan para politisi. Parpol hanya dianggap sebatas kendaraan untuk mengantarkan mereka ke jabatan politik. Kader kutu loncat itu orientasinya jelas hanya mengejar kekuasaan. Mereka tidak punya ikatan emosional apalagi ikatan ideologis dengan partainya,” seru Ali.(chi/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Sumber: jpnn.com
Artikel Terkait
Irak vs Indonesia: Kekalahan 0-1 Gagalkan Mimpi Garuda ke Piala Dunia 2026
TNI Gugur Diserang OPM Saat Anjangsana, Begini Kronologi Lengkapnya
Solidaritas Palestina Menggema: Ratusan Bendera Berkibar di Patung Kuda, Kecam Kekerasan Israel
DPR Soroti IMB: Kementerian PU Akan Bangun Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Pakai APBN