- Demo mahasiswa 25 Agustus.
- Masalah timah di Bangka Belitung.
- Banjir di Aceh.
- Masalah Bandara Morowali.
Keterlibatannya dalam berbagai isu ini memunculkan anggapan bahwa ia "mengambil semua peran". Anton Permana menduga hal ini mungkin disebabkan trauma terhadap figur Luhut atau tendensi tertentu.
Tupoksi Menteri Pertahanan sebagai Landasan
Anton Permana menegaskan bahwa yang penting adalah melihat posisi Sjafrie sesuai tugas pokok dan fungsinya sebagai Menteri Pertahanan. Tugas tersebut mencakup tiga hal utama:
- Melindungi kedaulatan negara.
- Mencegah gangguan keutuhan wilayah.
- Menjaga keselamatan masyarakat.
"Apa yang dijalankan oleh Sjafrie tertuang dalam tupoksi menteri pertahanan. Sebagai contoh masalah Bangka Belitung atau IMIP, beliau tetap berbicara hal normatif kedaulatan, itu memang kewajibannya," pungkas Anton.
Dengan demikian, meski terlihat aktif di banyak lini, kiprah Sjafrie Sjamsoeddin berlandaskan pada mandat konstitusionalnya sebagai Menteri Pertahanan, yang berbeda dengan peran Luhut B. Panjaitan yang lebih berfokus pada bidang ekonomi dan industri di era sebelumnya.
Artikel Terkait
Bupati Lamteng Ardito Wijaya Goda Wartawati Kamu Cantik Hari Ini Usai Jadi Tersangka KPK
Analisis Anton Permana: Dasco dan Sjafrie Bukan Rival, tapi Dua Pilar Penopang Prabowo
Bencana Ekologis Aceh & Sumatera: Penyebab, Seruan Beli Hutan, dan Aturan Hukumnya
Klaim Bombshell Rismon Sianipar: Kasmudjo Tak Kenal Jokowi Sama Sekali, Ijazah UGM Dipertanyakan