"Kalau mau baku tikam di ruang tertutup, mau saling koreksi, mau saling marah-marah, mau saling debat, mau tunjuk-tunjukan di ruang tertutup. Tapi kalau di ruang terbuka, kita nanti akan meng-entertain orang yang tidak suka dengan pemerintah," jelasnya secara tegas.
Ancaman terhadap Soliditas Pemerintah
Menurut analisis Hasan, publik mungkin awalnya melihat perbedaan pendapat ini sebagai hiburan politik dalam jangka pendek. Namun, jika praktik ini dibiarkan berlarut-larut, persepsi publik akan berubah menjadi pandangan bahwa pemerintah tidak solid, tidak kompak, dan mudah diadu domba.
Hasan Nasbi menekankan bahwa konsolidasi kekuasaan dan soliditas pemerintah adalah hal fundamental yang tidak boleh diabaikan. Meskipun perbedaan pandangan mengenai kebijakan publik adalah hal yang wajar dalam demokrasi, hal itu tidak boleh sampai berujung pada saling menjatuhkan antar pejabat negara.
"Padahal soliditas pemerintah itu penting sekali. Konsolidasi kekuasaan itu penting sekali," tegas mantan pejabat komunikasi pemerintah tersebut.
Kekhawatiran Jangka Panjang
Hasan mengungkapkan kekhawatiran mendalamnya jika gaya komunikasi Purbaya terus berlanjut, dimana "Hari ini si A kena setrum, besok si B kena sengat, besok si C kena bakar," maka kepercayaan publik terhadap kemampuan pemerintah untuk bekerja secara kolektif dan profesional akan menurun drastis dalam jangka panjang.
Ia berharap agar segala bentuk perdebatan dan perbedaan pendapat antar pejabat sebaiknya diredam dan tidak lagi dipertontonkan ke publik, demi menjaga stabilitas dan kredibilitas pemerintahan secara keseluruhan.
Artikel Terkait
Bupati Lamteng Ardito Wijaya Goda Wartawati Kamu Cantik Hari Ini Usai Jadi Tersangka KPK
Analisis Anton Permana: Dasco dan Sjafrie Bukan Rival, tapi Dua Pilar Penopang Prabowo
Bencana Ekologis Aceh & Sumatera: Penyebab, Seruan Beli Hutan, dan Aturan Hukumnya
Klaim Bombshell Rismon Sianipar: Kasmudjo Tak Kenal Jokowi Sama Sekali, Ijazah UGM Dipertanyakan