Dugaan Korupsi Proyek Kereta Cepat Whoosh: MAKI Kritik KPK yang Dinilai Ngawur
Dugaan korupsi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh masih menjadi sorotan publik. Desakan untuk segera diusut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) semakin kuat, namun lembaga antirasuah ini dinilai belum mengambil langkah penyelidikan yang konkret.
MAKI Sebut KPK Ngawur dan Cari Enaknya Sendiri
Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman, secara tegas menyatakan bahwa KPK bertindak ngawur. Menurutnya, KPK seharusnya tidak hanya duduk menunggu laporan resmi.
"Jadi KPK ini betul-betul ngawur dan nyari enaknya sendiri. Ditugasi, dibayar, digaji negara untuk menangani korupsi, kok duduk di belakang meja nunggu laporan, itu namanya bukan KPK lagi yang super body," ujar Boyamin.
Dugaan Mark-Up dan Penyimpangan dalam Proyek Whoosh
Boyamin menguatkan dugaan adanya mark-up atau penggelembungan anggaran dalam proyek Whoosh. Ia mempertanyakan alihnya proyek dari Jepang ke China yang berujung pada biaya lebih mahal.
"Ujungnya lebih mahal dari volume nilai proyeknya, terus pinjamannya juga lebih mahal dari Jepang. Kenapa diambil? Saat pengambilan keputusan bekerja sama dengan perusahaan China itu saja, bisa ada dugaan penyimpangan," katanya.
Selain mark-up, Boyamin juga menyoroti potensi penyimpangan spesifikasi material proyek. "Misalnya harus betul-betul terpilih, harus pasir dan batu, tapi ada dugaan tanahnya misalnya atau yang lain-lain. Itu kan ada dugaan penyimpangan," jelasnya.
Artikel Terkait
Bupati Lamteng Ardito Wijaya Goda Wartawati Kamu Cantik Hari Ini Usai Jadi Tersangka KPK
Analisis Anton Permana: Dasco dan Sjafrie Bukan Rival, tapi Dua Pilar Penopang Prabowo
Bencana Ekologis Aceh & Sumatera: Penyebab, Seruan Beli Hutan, dan Aturan Hukumnya
Klaim Bombshell Rismon Sianipar: Kasmudjo Tak Kenal Jokowi Sama Sekali, Ijazah UGM Dipertanyakan