Pengamat Politik & Militer: Prabowo Jangan Jadi Presiden Boneka, Copot Kapolri Titipan Jokowi Sekarang!

- Minggu, 07 September 2025 | 15:20 WIB
Pengamat Politik & Militer: Prabowo Jangan Jadi Presiden Boneka, Copot Kapolri Titipan Jokowi Sekarang!




GELORA.ME - Pengamat politik Selamat Ginting menilai Presiden Prabowo Subianto tidak boleh ragu untuk segera mengganti Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo (LSP) dalam waktu dekat. 


Menurutnya, langkah itu akan menjadi titik balik pemerintahan Prabowo di tengah gempuran kritik keras pasca kerusuhan mahasiswa dan buruh pada Agustus 2025.


“Kalau Prabowo benar-benar seorang tentara komando, dia harus berani melawan resistensi politik dan mencopot Kapolri Listyo. Itu menjadi momentum emas untuk mengembalikan kepercayaan rakyat,” ujar Ginting, Sabtu (6/9/2025).


Selamat Ginting menjabarkan sedikitnya ada empat keuntungan besar jika Prabowo berani mengambil keputusan strategis tersebut:


Pertama, pemulihan kepercayaan publik. 


Masyarakat, terutama mahasiswa dan kelompok sipil, akan menilai pergantian Kapolri sebagai bentuk tanggung jawab serta keseriusan pemerintah menindak tegas kekerasan aparat. 


“Publik bisa melihat Prabowo tidak menutup mata. Justru ini bisa membalikkan sentimen negatif yang telanjur melekat pasca kerusuhan Agustus,” katanya.


Kedua, konsolidasi kekuasaan. 


Listyo selama ini dianggap sebagai loyalis Jokowi dan bagian dari “Geng Solo”. 


Jika diganti, Prabowo dapat menyusun ulang struktur kekuasaan di kepolisian, sekaligus memperkuat kendali personalnya. 


“Ini bukan sekadar soal orang, tapi reposisi kekuatan politik di dalam institusi Polri,” tegas Ginting.


Ketiga, momentum reformasi kepolisian


Menurut Ginting, penggantian LSP bisa membuka jalan bagi reposisi Polri dengan arah baru: lebih profesional, humanis, dan lepas dari praktik represif. 


“Kepolisian harus direformasi, bukan hanya jadi alat kekuasaan,” ujarnya.


Keempat, menunjukkan ketegasan kepemimpinan.


Prabowo, kata Ginting, harus menegaskan dirinya bukan sekadar presiden boneka yang melanjutkan warisan Jokowi. 


“Kalau Prabowo berani potong mata rantai kekuasaan lama, itu pesan tegas bahwa dia pemimpin sejati, bukan perpanjangan tangan Jokowi,” kata Ginting.


Meski demikian, Ginting tidak menutup mata adanya risiko politik. 


Hubungan Prabowo dan Jokowi hampir pasti akan retak jika LSP dicopot, karena ia adalah “titipan politik” Jokowi. 


Selain itu, kelompok LSP yang sudah mengakar selama 4,5 tahun terakhir di Polri bisa melakukan perlawanan internal.


“Namun seorang komando tidak boleh gentar menghadapi resistensi. Justru dari situ ujian kepemimpinan Prabowo akan terlihat. Apalagi jika Kapolri baru yang dipilih benar-benar di luar orbit LSP,” jelas Ginting.


Menurutnya, Prabowo berada pada titik krusial: terus memelihara status quo yang melemahkan citra pemerintah, atau melakukan langkah radikal yang bisa memulihkan kepercayaan rakyat sekaligus mempertegas kepemimpinannya.


“Pilihan ada di tangan Prabowo. Apakah dia akan tercatat sebagai presiden komando yang berani, atau sekadar pelanjut kekuasaan lama,” pungkas Ginting.


Sumber: SuaraNasional

Komentar