GELORA.ME - Isu soal pemakzulan Gibran masih ramai diperbincangkan sebagian publik, elite politik, hingga jadi pembahasan pengamat politik. Satu di antaranya, Rocky Gerung.
Dilansir dari tayangan kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, pada Sabtu (17/5/2025), Rocky Gerung menjelaskan soal eskalasi perang antara India dan Pakistan.
Dia menyebutkan, bahwa dua-duanya punya nuklir. Bahkan dia katakan, rudal India sudah tiba di Pakistan.
"Kalau itu berubah menjadi perang proksi, Gibran mau ngapain di situ?" tanya Rocky Gerung, seperti yang dikutip dari kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, pada Sabtu (17/5/2025).
"Mesti ada pembagian kerja," sambungnya.
Kemudian, Rocky Gerung menceritakan, bahwa dirinya ngobrol dengan anak kelas 1 SMA.
Dalam obrolan itu, kata Rocky Gerung, anak SMA itu bertanya kepadanya.
"Pak, saya punya masa depan nggak? kalau 2029, Gibran yang jadi Presiden," ucap Rocky menirukan suara anak SMA itu.
"Pertanyaan simple, dan saya tanya, kenapa anda bisa bertanya seperti itu?" tanya Rocky ke anak SMA itu.
"Ya kan, katanya belajar politik, saya mau belajar politik dari siapa?" ucap Rocky menirukan pertanyaan anak SMA itu.
Kemudian, Rocky Gerung menyebutkan anak SMA itu mengoceh soal itu.
Menyikapi hal itu, Rocky Gerung menilai bahwa kendati secara politi susah, tetapi drive psikologi publik mengarah pada pemakzulan Gibran.
"Itu soalnya, ya nggak bisa secara konstitusi ada tetapi secara politik tidak mungkin itu."
"Loh, politik itu bukan the art of the possible, yang mungkin di mana, tetapi teh art of the attacking teh impossible. Jadi itu yang lagi ditempuh oleh Purnawirawan TNI," jelas Rocky Gerung.
Mengapa, kata Rocky Gerung, karena dia menunggangi dalam pengertian baik gelombang protes yang bebulan-bulan, bertahun-tahun dan ada terus nama itu, Fufu Fafa, ijazah palsu, paman siapa itu.
"Jadi di benak publik, tertanam dari mak-mak sampai anaknya SMA yang tadi pagi saya ketemu, bilang hal yang sama," ujar Rocky Gerung.
Psychological madness ini, kata Rocky Gerung, yang harus diperhatikan. Kemudian, dia katakana, memanfaatkan kondisi yang tidak stabil secara putih Indonesia.
"Kita mau baca itu, karena sering kali sejarah tiba dengan variable yang tidak pernah dideteksi dari awal. Itu soalnya."
"Pasti kalangan purnawirawan dapat variable baru untuk memastikan bahwa Makzulkan sekarang si Gibran, karena kondisi berbahaya secara regional variable itu."
"Kalau terjadi keadaan kedaruatan yang saya sebut tadi, attacking the imposibble itu, pembagian pekerjaan dalam kabinet apa?," kata Rocky Gerung.
Lanjutnya menjelaskan, bahwa kabinet tidak peka itu. Dia menilai kabinet tiba-tiba jadi bego, karena tidak mampu lagi untuk merampok APBN yang diefisiensikan oleh presiden.
"Pragmatisme itu juga ada di kita itu, dan dalam kondisi itu, datang SBY (Susilo Bambang Yudhoyono)."
SBY, kata dia, mungkin punya semacam kemampuan fortune teller membaca keadaan.
"Mungkin SBY di awal dia tidak ucapkan bahwa kita krisis regional, itu artinya krisis yang memungkinkan sebut aja pemerintahan Indonesia itu kolaps. Tambah keadaan peran tarif sekali."
"SBY mengucapkan itu, sekarang ucapan SBY itu seolah-olah mendapat legitimasi baru karena krisis, Krisi politik Indonesia, krisis Asia pada akhirnya," ucap Rocky Gerung.
Kemudian, kata dia, disebut dengan matahari kembar.
"Kalau dalam ilmu fisika, memang ada matahari kembar. Saya belajar pertama di Fakultas Teknik. Tapi masalahnya, twins suns itu, dua matahari itu. Disebut dua matahari, kalau size dan jumlah lumennya itu berbeda," ujar Rocky Gerung.
"Ukuran matahari itu harus berbeda dengan kembarannya tuh. Ukurannya sama tetapi jumlah lumennya, jumlah cahaya berbeda. oke kembar," sambung Rocky.
Artikel Terkait
DPR Kena Prank? Dana Reses Rp702 M Bikin Warga Geram, Ternyata Ini Alasannya!
Prabowo vs Geng Solo: Rakyat Dukung Penuh Pemberantasan Korupsi!
Profesor Ikrar Bongkar Bahaya Legacy Jokowi: Syarat Wapres Tak Lulus SMP Ancam Masa Depan Indonesia!
Ijazah Jokowi & Gibran Diklaim Palsu, Iwan Fals Beri Sindiran Pedas!