Atas dasar itu, Connie mengaku mengembalikan "dokumen Rusia" itu ke PDI-P, dengan tujuan agar partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu berbuat sesuatu.
“Partai seperti ini enggak boleh hilang. Namanya boleh hari ini PDI-P, besok siapa gitu, tapi partai penyeimbang itu enggak boleh hilang kalau negara mau berjalan on the right track,” ujar Connie.
Tak hanya memuat soal penghancuran PDI-P, Connie menyebutkan, “dokumen Rusia” itu memuat adanya penyusup dan pengkhianat yang hendak menghancurkan PDI-P.
“Kalau yang tentang bagaimana PDIP itu akan dihancurkan, itu serem. Karena penyusupan terjadi, banyaklah hal-hal yang mengerikan,” kata Connie.
Bahkan, menurut dia, dokumen itu memuat semua kegiatan pertemuan para penyusup dan pengkhianat yang hendak menghancurkan PDI-P.
“Ternyata terdeteksi. Rapat-rapat di mana, jam berapa, siapa, melibatkan siapa aja tokoh-tokoh bangsanya, di jalan apa, nomor berapa, itu ada semuanya,” ujarnya.
Megawati Tahu
Lebih lanjut, Connie mengatakan, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri ternyata sudah mengetahui perihal adanya upaya menghancurkan partainya tersebut.
Oleh karena itu, Megawati disebut tidak terkejut dengan informasi soal adanya penyusup dan pengkhianat di PDI-P.
“Ada beberapa orang, tetapi ketika saya sampaikan ke Ibu (Megawati), Ibu langsung bilang, ‘saya sudah tahu',” kata Connie.
Hal senada diungkapkan Juru Bicara PDI-P Guntur Romli. Menurut dia, Megawati sudah tahu ada pihak yang mau mengacak-acak PDI-P sejak akhir 2024.
"Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri pernah menyampaikan ada pihak-pihak yang mau mengawut-awut (mengacak-acak) partai, itu tanggal 12 Desember 2024," ujar Guntur kepada Kompas.com pada 28 April 2025.
Bahkan, Guntur menyebutkan, kriminalisasi terhadap Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto adalah bukti PDI-P sedang diacak-acak.
"Dan bagi kami, kriminalisasi terhadap Sekjen PDI Perjuangan Mas Hasto Kristiyanto adalah bagian untuk mengacak-acak partai. Karena sudah jelas dua putusan pengadilan tahun 2020, saudara Sekjen tidak terlibat dengan kasus suap,” katanya.
Bagaimana dengan Skandal Petinggi Negeri?
Dalam acara On Point with Adisty, Connie sempat mengungkap bahwa ada dua dokumen yang membuatnya merasa “ngeri.
Pertama, dokumen nomor 16 yang berkaitan dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Kedua, dokumen nomor 7 yang berkaitan dengan rencana pembubaran serta penghancuran PDI-P.
Namun, menurut Connie, ada juga dokumen berisi berbagai kasus, termasuk kasus korupsi. Hanya saja, tidak dijelaskannya secara rinci
"Saya deg-degan dengan dua dokumen itu. Yang lain kan tentang korupsi, apa gitu. Nah, ini ya, ada tanda tangan notaris juga," ujar Connie.
“Kalau yang tentang bagaimana PDI-P itu akan dihancurkan, itu serem. Karena penyusupan terjadi, banyak lah hal-hal yang mengerikan,” katanya lagi.
Kini, bola berada di tangan PDI-P untuk mengungkap isi dari “dokumen Rusia” yang diklaim berisi 37 dokumen tersebut.
Sumber: Kompas
Artikel Terkait
DPR Kena Prank? Dana Reses Rp702 M Bikin Warga Geram, Ternyata Ini Alasannya!
Prabowo vs Geng Solo: Rakyat Dukung Penuh Pemberantasan Korupsi!
Profesor Ikrar Bongkar Bahaya Legacy Jokowi: Syarat Wapres Tak Lulus SMP Ancam Masa Depan Indonesia!
Ijazah Jokowi & Gibran Diklaim Palsu, Iwan Fals Beri Sindiran Pedas!