Rekaman berdurasi 9 menit 56 detik itu berisi penjelasan Anies yang mengaku kaget mendengar pernyataan Jubir PKS, Muhammad Kholid soal tenggat waktu 40 hari untuk mencari teman koalisi.
“Cuma saya kaget aja mendengar jubir-jubir PKS di media mengatakan tenggat waktu 40 hari, lalu deadline 4 Agustus sebagai deadline mencari partai lain. Mengapa kaget? Karena memang tidak pernah dibahas ya,” kata Anies dalam rekaman suara yang beredar.
Dalam rekaman itu juga dijelaskan bahwa Anies membangun komunikasi dengan partai-partai lain yang tidak disebutkan nama partainya.
Dari penjelasan Anies, partai-partai itu sepakat untuk mengusung Anies dan pasangan yang dideklarasikan oleh PKS, Muhammad Sohibul Iman.
“Sejauh ini tidak ada perubahan di partai-partai lain. Jadi memang mereka merasa belum perlu mengumumkan. Nah, tapi partai pendukung ini menerima, tapi menunggu waktu yang tepat untuk diumumkan,” kata Anies.
Berikut ini isi lengkap pesan suara Anies yang dikirim untuk Ketua DPW PKS Jakarta:
Assalamualaikum Pak Khoiruddin dan semua teman-teman yang saya hormati, saya cintai.
Pak, ini saya rekam suara voice note aja Pak ya, supaya mudah, cepat, dan autentik.
Jadi, kita ingat ya Pak ya, dulu ketika saya sudah sesudah mendengar kabar bahwa PKS mendeklarasikan saya dan MSI sebagai pasangan calon, maka itu kan tandanya kita semua kerja bersama ya menuju tanggal pendaftaran nanti tanggal 27-29 Agustus.
Nah, cuma dalam perjalanan ini, beberapa hari kemarin kita dengar teman-teman jubir di PKS, dalam media, di TV-TV juga mengatakan bahwa Anies diberi deadline 40 hari, kemudian diberi deadline mencari partai hingga tanggal 4 Agustus.
Nah, berapa kali kita sama-sama tahu Pak Khoiruddin bahwa dalam urusan Pilkada ini kan kita sudah diarahkan tidak boleh berkomunikasi langsung saya dan Pak Khoiruddin dan juga yang lain-lain, tapi semua pembicaraan soal Pilkada ini harus satu pintu.
Dan Pak Khoiruddin mentaati, saya mentaati, semuanya hanya lewat PIC.
Nah, karena itu ini terkait dengan soal pernyataan jubir-jubir, saya juga sudah sampaikan kepada PIC, tapi juga rasanya saya perlu sampaikan kepada Pak Khoiruddin bahwa perlu diluruskan supaya teman-teman PKS di Jakarta, Pak Khoiruddin dan teman-teman semua yang selama ini kita berjuang bersama itu tahu, dan teman-teman yang mendukung, mengusulkan saya, saya ingin sampaikan kepada semua bahwa saya tetap berjuang bersama.
Dan tidak ada deadline atau tengah waktu yang dilewati. Ini perlu saya sampaikan juga agar teman-teman PKS di Jakarta itu tahu dan Bismillah kita yakin untuk terus berjuang bersama ke depannya.
Insya Allah sampai di akhir Agustus ini kita bisa sama-sama daftar.
Nah, tentang tanggal 4 Agustus. Mungkin saya ceritakan saja ya Pak Khoiruddin, begini ceritanya.
Pada hari Sabtu, tanggal 27 Juli, PIC dari PKS itu menghubungi saya, ini PIC tunggal ya, soal Pilgada, beliau menanyakan apakah bisa jumpa dengan beliau dan Pak Presiden PKS.
Saya sampaikan insya Allah bisa lalu diatur kita ketemu hari Minggunya, tanggal 28 Juli, sekitar 4 sore lah di rumah.
Nah, dalam pertemuan itu kita ngobrol panjang lebar, santai, relax, suasana juga menyenangkan.
Lalu beliau menyampaikan bahwa PKS memerlukan kejelasan apakah Pak Anies setuju dengan nama Pak MSI sebagai wakil.
Lalu beliau sampaikan juga bahwa diberi waktu seminggu, karena disampaikan hari Minggu, maka seminggu sampai Minggu berikutnya yaitu hari Minggu tanggal 4 Agustus.
Kenapa tanggal 4? Nah, disampaikan karena tanggal 7 rencananya akan ada rapat DPTP untuk memastikan bahwa pasangan AMAN ini sudah aman, jadi pasangan AMAN ini akan ditetapkan.
Nah, saya memang merasa perlu untuk ngobrol dan diskusi dengan Pak MSI, karena sesudah pengumuman kami belum sempat ngobrol bareng.
Saya waktu itu sedang tidak di Indonesia, jadi setelah saya pulang di Indonesia, belum sempat juga langsung ketemu karena saya dirawat, Pak MSI juga harus operasi sehingga dirawat juga.
Dan kita sudah janjian, jadi sudah janjian akan ketemu hari Selasa, Selasa malam tanggal 30 Juli.
Jadi waktu ketemu Pak Presiden dengan utusan khusus soal Pilkada itu hari Minggu ya, 28. Dua hari kemudian kami jumpa, nah hari Selasa malam itu ngobrol agak panjang, hampir tiga jam dengan Pak MSI, ngobrol macam-macam yang kita diskusikan, soal Jakarta, soal gubernur, wakil gubernur, dan lain-lain. Waktu itu beliau diantar oleh Mas Kholid.
Nah, setelah ngobrol itu, besoknya saya langsung menghubungi PIC Pilkada yang selama ini di tugasi, karena memang harus pintu komunikasi satu, saya sampaikan bahwa kalau bisa ingin ketemu Pak Presiden hari itu juga.
Jadi akhirnya hari Rabu sore tanggal 31 Juli ya, saya berjumpa dengan Pak Presiden, dan dalam pertemuan itu saya sampaikan bahwa saya siap untuk berjuang bersama Pak MSI sebagaimana yang diputuskan di DPTP.
Artikel Terkait
Polemik Utang Kereta Cepat Whoosh: Puan Maharani Tegaskan DPR dan Pemerintah Akan Bahas Tuntas
Nasib Gubernur Riau Abdul Wahid Usai OTT KPK 2025: Uang Rp1 Miliar Disita
Luhut Disebut Dewa Penyelesai Proyek Kereta Cepat Whoosh, Ini Faktanya
OTT KPK Gubernur Riau Abdul Wahid: Fakta, Respons UAS, dan Kronologi Terbaru