Hal ini turut mengundang komentar dari berbagai warganet lainnya di linimasa Twitter. Mereka berpendapat, buzzer bayaran memang kerap menjadi ladang bisnis dalam pertarungan politik.
"Udah deh, kalian jgn munafik di era digital gini masih berharap buzzer alami," cuit akun @riza****.
"Logika sederhananya adalah Busernya aja dibayar apalagi suhunya," timpal akun @Pesona****.
"Udah gak kaget sih, emang udah dari dulu sih GP make buat ngedongkrak popularitas demi kepentingannya," cuit @daino****.
"Ha-ha-ha saling serang. Inikah politik riang gembira, santuy dan santun. Bukan nya saling adu gagasan dan penyelesaian permasalahan rakyat. Bosoook kabeh!!!" timpal akun @kecap****.
Sumber: pantau
Artikel Terkait
KPK OTT di Banten: 5 Orang Ditangkap, Termasuk Oknum Jaksa Diduga Terlibat Pemerasan
KPK Ungkap Aliran Dana Non-Bujeter BJB ke Ridwan Kamil: Fakta & Perkembangan Kasus
Adimas Resbob Ditahan, Ancaman Hukuman 10 Tahun Penjara untuk Ujaran Kebencian Suku Sunda
Nadiem Copot 2 Pejabat Penolak Proyek Chromebook: Fakta Korupsi Rp2,1 Triliun