Kata Rachland, Goenawan terlambat sedih. Karena dia sebagai pendukung selama ini diam ketika pemerintah menerbitkan peraturan yang tak berpihak pada rakyat dan demokrasi.
"GM diam saat rakyat Wadas, Seruyan, Rempang, digilas. Diam ketika KPK pada akhirnya digunting, atau ketika Jokowi dan rezimnya mengesahkan IKN, memaksakan Presidential Threshold 20 persen," tulis Rachlan di platform media sosial X, Selasa (17/10).
"GM baru 'sedih' dan merasa ditipu ketika Gibran didesas-desuskan akan jadi cawapres Prabowo," imbuhnya.
Bagi Rachland, kesedihan yang diungkapkan Goenawan sudah terlambat. Pasalnya, sedih yang dia ungkapkan adalah akibat dari pembiaran seorang pemuja dari apapun yang dilakukan sosok yang dipuja.
"Padahal itu cuma puncak dari akumulasi kekuasaan politik yang selama ini dia biarkan," pungkasnya.
Sumber: rmol
Artikel Terkait
Cara Menulis Ulang Artikel untuk SEO yang Efektif dan Akurat
Prediksi Kalah Prabowo-Gibran di Pilpres 2029: Dikaitkan Isu Ijazah Palsu Jokowi
Budi Arie Setiadi Pilih Gerindra, Sinyal Jauh dari Jokowi? Ini Kata Pengamat
Budi Arie Setiadi Pilih Gerindra, Pengamat Sebut Alasan Pragmatis dan Perlindungan Hukum