2 Saksi Kunci Pembunuhan Munir: Pollycarpus Meninggal karena Covid-19, Ongen Tewas Kejang dalam Mobil

- Selasa, 17 Oktober 2023 | 14:00 WIB
2 Saksi Kunci Pembunuhan Munir: Pollycarpus Meninggal karena Covid-19, Ongen Tewas Kejang dalam Mobil


“Saya sempat dua-tiga tahun menjadi pilot untuk misi (gereja). Terbang sendiri bawa orang sakit atau sayuran,” Polly berkisah, bersama Hera, istrinya.


Setelah menjadi penerbang misi di Papua, Polly memutuskan bergabung di Garuda Indonesia. Dari menerbangkan Fokker 28, ia naik kelas dengan menerbangkan Boeing 737 dan beberapa tahun terakhir sebelum berkasus ia menjadi kapten pilot untuk Airbus 330. Ia menjadi penerbang misi di Papua pada 1985-1987, ketika wilayah itu belum sepenuhnya stabil. Polly juga hadir di Timor Timur ketika provinsi itu bergolak pada 1999.


“Saya ikut menerbangkan pesawat dalam evakuasi warga Indonesia di sana.”


Polly, menurut saksi mata, berbincang-bincang dengan Munir di Bandar Udara Changi, Singapura, saat pesawat yang mereka tumpangi transit. Di area transit Bandara Changi, Pollycarpus bersama Ongen Latuihamallo duduk bersama Munir di Coffee Bean. Seorang saksi melihat mereka makan sesuatu.


Dari situlah, Polly kemudian terbukti terlibat dalam pembunuhan pegiat Hak Asasi Manusia ini. Ia mendapat hukuman 20 tahun pada 25 Januari 2008. Putusan peninjauan kembali memvonis Pollycarpus 20 tahun penjara karena terbukti membunuh Munir. Polly bebas dari penjara pada Agustus 2018. Dua tahun menghirup udara segar, dia meninggal karena Covid-19.


Profil Raymond Latuihamallo


Mendiang Raymond J.J. Latuihamallo alias Ongen Latuihamallo, merupakan salah satu saksi kunci kasus pembunuhan Munir. Dia dikenal sebagai musikus. Ia beberapa kali terlibat dalam proyek album mendiang Glenn Fredly. Glenn mengatakan Ongen yang awalnya menyuruhnya ikut festival musik Cipta Pesona Bintang. “Dia yang menceburkan saya. Kalau tidak, saya sudah sekolah ke luar negeri,” kata Glenn di Jakarta, Kamis, 3 Mei 2012 silam.


Ongen merantau ke Ibu Kota sejak awal 1980-an. Pria kelahiran Maluku, 30 September 1975, ini aktif mencipta lagu. Beberapa lagu hit Gleen adalah ciptaan Ongen. “Lagu Pantai Cinta karya beliau,” kata Glenn. Selain itu, salah satu lagu hit Glenn berjudul Terpesona adalah hasil ciptaan mereka berdua. Ongen sering diminta mengisi acara musik warga Maluku di Belanda.


“Orangnya ramah dan mudah bergaul,” kata seorang warga Maluku di Belanda, seperti dikutip majalah Tempo, edisi 11 Juni 2007.


Selain pembawaannya yang menyenangkan, Ongen juga dikenal trendi. “Rambutnya selalu rapi, tak pernah berantakan,” kata sumber itu. Untuk menjaga agar rambutnya tetap rapi, ia selalu menarik kacamata ke atas kepalanya, menjadikannya bando. “Dia sangat menjaga penampilan,” kata kawan Ongen yang lain. “Bicaranya pelan, lembut, tidak seperti orang Maluku.”


Ongen Latuihamallosudah menghasilkan belasan album lagu rohani dan lagu Maluku. Selain itu, pria asal Desa Porto, Saparua, ini juga pernah merilis cakram video. Selain bergelut di dunia tarik suara, Ongen juga sering mengisi acara kesenian di gereja. Ongen meninggal pada 2012. Jenazahnya disemayamkan di rumah duka RSPAD Gatot Subroto sebelum dimakamkan Jumat, 5 Mei 2012, di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.


Indri, anak sulung Raymond, menyatakan legowo atas meninggalnya sang ayah dengan gejala kejang seperti terkena serangan jantung. "Padahal di keluarga ayah, tak ada sejarah serangan jantung," katanya saat ditemui di rumah duka saat itu.


Sumber: tempo

Halaman:

Komentar