“Saya berharap semua calon presiden dan wakil calon wakil presiden akan konsisten untuk merealisasikan apa yang dijanjikan pada saat akan mengikuti kontestasi pilpres. Tidak hanya sebatas janji untuk kepentingan mendapatkan dukungan dari para pemilih,” imbuhnya.
Dihubungi terpisah, pegiat antikorupsi Jajang Nurjaman mengatakan, janji- janji kampanye seringkali dianggap sebagai janji-janji yang sulit diwujudkan secara realistis.
Pembiayaan untuk program-program besar seperti makan dan susu gratis, kenaikan gaji guru, atau BBM gratis harus disertai dengan rencana yang sangat jelas dan sumber anggaran yang terjamin.
“Sejumlah janji tersebut mungkin dapat memberikan manfaat sebentar, tetapi kebijakan yang tidak berkelanjutan dalam jangka panjang dapat mengganggu stabilitas anggaran dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Sulit Diwujudkan
Koordinator Center for Budget Analysis (CBA) ini menuturkan, janji yang cukup masuk akal terkait susu dan makan gratis, adapun kenaikan gaji guru dan BBM gratis untuk pemilik kendaraan motor cukup sulit diwujudkan. Namun secara keseluruhan, janji ketiga capres tersebut masih kurang canggih dan belum menyentuh akar persoalan masyarakat Indonesia.
“Contohnya, masalah penegakan hukum terhadap koruptor yang belum tegas dan keras, sehingga menimbulkan banyak persoalan di negara kita. Jika itu diselesaikan, persoalan kesejahteraan rakyat secara tidak langsung akan membaik,” tandasnya.
Angin Surga
Aktivis 98 Yusuf Blegur mengatakan, Prabowo yang menjanjikan makan dan susu gratis, Ganjar janji kenaikan gaji guru hingga 30 juta, sungguh sesuatu yang basi-basi dan tak ubahnya hanya angin surga bagi rakyat. Janji - janji tersebut secara figur jauh dari ideal, secara behavior jauh dari kelayakan.
Baca Juga: Anies dan Cak Imin Sambangi Kantor DPP PKS Siang Ini, Petinggi Nasdem Ikut Merapat
“Sebaiknya capres jangan berlebihan mengucapkan janji yang tidak realistis. Terlebih hanya sekedar untuk menarik hati dan memikat yang cenderung meninabobokan rakyat,” tegasnya.
Mantan presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ini memaparkan, sudah terlalu sering rakyat dibohongi dan dikhianati oleh janji-janji palsu capres.
Oleh karena itu ke depan jangan ada lagi janji-janji yang tidak bisa dipenuhi. Karena imbasnya akan membuat rakyat semakin muak, apatis dan apriori bukan hanya pada capres tapi juga pada pelaksanaan pilpres.
“Agar tidak terus menjadi preseden dan stigma buruk pada semua capres, maka siapapun capres saat kampanye dan berjanji harus rasional, terarah dan terukur. Setiap capres hendaknya harus tahu diri, mengukur kemampuan dan intropeksi sejauh mana sudah berbuat untuk rakyat, negara dan bangsa Indonesia,” tandasnya.
Menurutnya, hanya Anies Baswedan yang relatif memiliki kepantasan dan berhak dengan janji-janjj kampanye, karena selain figur kepemimpinannya yang bersih, juga mampu mengemban amanat rakyat dengan pembuktian prestasi dan penghargaan melalui program dan kinerja yang memberi manfaat seperti saat menjabat gubernur Jakarta.
Sementara capres model Prabowo dan Ganjar, sambung Yusuf, terlanjur dinilai pubik sebagai capres yang bermasalah dan dirundung pelbagsi skandal. Prabowo pernah terblow up, terlibat kejahatan HAM berat oleh beberapa jenderal purnawirawan dan kejahatan lingkungan lingkungan pada proyek Food Estate seperti yang disampaikan Hasto Kristianto Sekjend PDIP.
“Sementara sosok Ganjar, oleh publik sudah dianggap identik dengan dugaan korupsi E KTP, kemiskinan di Jawa Tengah dan hobi nonton bokep,” papar anak asuh Megawati Soekarno Putri dan Taufik Kiemas ini.
“Bagaimana mungkin dengan sederet masalah moral dan kecendungan kejahatan yang menyelimutinya, Prabowo berjanji lagi kasih makan dan susu gratis, lalu Ganjar mau naikan gaji guru hingga 30 juta? Biarlah rakyat yang menilai dan merasakan yang sebenarnya,” imbuhnya.
Mantan Sekjen pertama Projo (relawan Jokowi) Guntur Siregar meminta sebaiknya janji politik itu tertulis di buku timnas kampanye. Sehungga bisa diminta pertagunggjawaban oleh rakyat apabila terpilih menjadi presiden. Karena selama ini janji - janji tersebut hanya diucapkan di ruang publik dan tidak tertulis.
“Cari wakil presiden saja belum tuntas kok tapi sudah buat janji. Menurutku ini hanya sebatas pencitraan saja untuk ambil simpatik rakyat,” ujarnya.
Guntur menilai dari janji - janji capres - cawapres tersebut tapi ada yang masuk akal, yakni Cak imin yang menggratiskan BBM bagi sepeda motor, terutama para pemilik ojol. Seumpama gratis 3- 5 liter/hari bagi pemilik ojol. Itu lebih rasional.
“Tiga-lima liter sehari buat para pemilik motor ojol sudah sangat membantu mereka dalam menghadapi kesulitan ekonomi,” tandasnya.
Sumber: harianterbit
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
MKD DPR Tolak Pengunduran Diri Rahayu Saraswati, Dituding Cari Muka ke Prabowo
KPK Diminta Usut Tuntas Kasus Whoosh, Libatkan Mantan Pejakat
Rismon Sianipar Klaim Prabowo Tahu Soal Ijazah Gibran: Fakta dan Perkembangan Terbaru
Dugaan Mark Up Proyek Kereta Cepat Whoosh: DPR Dukung KPK Usut Tuntas