Hendra menyebutkan bahwa sementara Surya Paloh berjibaku menambah partai pendukung bagi Anies Baswedan seperti mencoba menarik Golkar dan PKB, Partai Demokrat justru hanya berkutat pada memastikan Anies Baswedan akan memilih AHY sebagai cawapres
“Lagipula, Oartai Demokrat terlalu baper dalam menanggapi masuknya PKB dan Cak Imin ke dalam koalisi. Dari fakta-fakta yang diakui semua pihak, nyatanya, Anies Baswedan memang diberi kewenangan semua anggota koalisi untuk memilih cawapresnya sendiri dan berhasil menarik PKB yang berarti memperlemah KKIR adalah hal positif. Selain itu, Anies juga segera mengirim Sudirman Said untuk memberitahu perkembangan rerakhir. Jadi tidak ada pelanggaran kepatutan maupun moral dalam kasus ini” imbuh Hendra
Hendra menambahkan, satu-satunya yang mungkin bisa dianggap penghianatan oleh Demokrat mungkin adalah Anies telah menunjuk AHY sebagai cawapres dan kemudian membatalkan. Tapi inipun tidak seharusnya ditanggapi secara baper oleh Partai Demokrat. "Karena kita ingat pada pilpres 2019, Mahfud MD telah ditunjuk sebagai cawapres dan bahkan telah mempersiapkan baju untuk deklarasi untuk kemudian batal pada detik-detik terakhir,” tandasnya.
Khusus AHY, kata Hendra, elektabilitas dia memang tidak akan bisa mendongkrak Anies Baswedan, “Pada pilgub DKI Jakarta saja AHY kalah telak, bagaimana tingkat nasional? Jadi hengkangnya gerbong AHY sepertinya hal positif, setidaknya menghilangkan benalu dan duri dalam daging.”
Sumber: mediaindonesia
Artikel Terkait
Anies Bongkar 5 Fakta Pengangguran yang Tak Terungkap, Sindir Data Prabowo: Mungkin Tak Lengkap!
KPK Dituduh Tak Berani Usut Korupsi Kereta Cepat Whoosh, Ternyata Ini Dalang di Baliknya
Ekonom Tantang Menkeu Purbaya Turunkan PPN & Cukai: Solusi Atasi Daya Beli atau Bencana Negara Zombie?
KPK Didorong Periksa Jokowi & Luhut, Ini Fakta Dugaan Korupsi Proyek Kereta Cepat Whoosh