Terlepas dari siapapun yang berhasil menduduki tampuk kekuasaan di periode mendatang, kata dia, sangat perlu untuk melakukan evaluasi atas kerja sama yang sudah dijalin dengan China.
Yeta Purnama, peneliti CELIOS lainnya, mengatakan, tiap kandidat Capres 2024 perlu melihat secara jernih risiko model pinjaman atau utang China, khususnya di proyek infrastruktur. Selain itu, pemerintah harus mampu membuka ruang renegosiasi terhadap proyek yang dirasa menjadi beban terhadap APBN dan keuangan BUMN.
“Presiden terpilih juga harus lebih berani bersikap tegas terhadap polemik Laut China Selatan dan topik HAM yang berkaitan dengan Xinjiang. Isu lingkungan, perlindungan terhadap kesejahteraan pekerja lokal di proyek yang didanai investor China, serta arah hilirisasi yang lebih selaras dengan peningkatan nilai tambah, juga penting untuk dijadikan agenda utama dalam berinteraksi dengan China ke depannya,” kata Yeta.
Sumber: inilah.
Artikel Terkait
Kasus Korupsi Kemnaker Rp201 Miliar: Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Jadi Tersangka
KPK OTT di Banten: 5 Orang Ditangkap, Termasuk Oknum Jaksa Diduga Terlibat Pemerasan
KPK Ungkap Aliran Dana Non-Bujeter BJB ke Ridwan Kamil: Fakta & Perkembangan Kasus
Adimas Resbob Ditahan, Ancaman Hukuman 10 Tahun Penjara untuk Ujaran Kebencian Suku Sunda