GELORA.ME -Beredarnya baliho yang menggambarkan kedekatan Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo di semua wilayah yang menjadi basis pemilih Jokowi merupakan strategi politik Ketua Umum Partai Gerindra untuk mengambil alih pemilih loyal orang nomor satu di Indonesia itu.
Demikian analisa Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (5/7).
"Dengan memampang lebar statemen Jokowi bahwa "2024 adalah jatahnya Pak Prabowo", diakui atau tidak, strategi pendekatan Prabowo itu bisa secara efektif menggerus suara pendukung Ganjar dan PDIP," demikian analisa Umam.
Umam berpendapat, langkah Prabowo dan Gerindra mengkapitalisasi kedekatan dan dukungan Jokowi tidak lepas dari sikap diam dan ketidakjelasan posisi Jokowi sendiri.
Artikel Terkait
Freddy Damanik Buka Suara: Isu Mark Up Whoosh Cuma Alat Politik Serang Jokowi
KPK Buka Suara Soal Penyidikan Korupsi Proyek Kereta Cepat Whoosh: Ini Faktanya!
Menkeu Purbaya Bantah Kritik Hasan Nasbi, Sebut Survei LPS Bukti Pemerintah Solid
Menkeu Purbaya Ancam Tangkap Importir Thrifting Ilegal: Saya Tangkap Duluan!