Purbaya mengkritisi pembahasan mengenai potensi pajak dari aktivitas ekonomi bawah tanah yang selama ini banyak dibicarakan tanpa data yang dapat dipertanggungjawabkan. Ia mempertanyakan metode pengukuran yang akurat untuk sektor yang secara definisi tidak tercatat.
"Bagaimana mengukurnya, menghitungnya, orang underground economy. Kalau bisa dihitung dengan pasti, berarti bukan underground. Itu tebaknya pasti tebak manggis," kata Purbaya menambahkan.
Masa Depan Penanganan Underground Economy
Meski belum menjadi prioritas, Purbaya tidak menutup kemungkinan pemerintah akan menindaklanjuti sektor underground economy di masa depan. Syarat utamanya adalah ketersediaan data dan potensi nilai yang terukur dengan jelas.
"Kalau angkanya clear bisa saya hitung betul, kita akan kejar," tegas Purbaya mengenai rencana penarikan pajak dari kegiatan ekonomi tidak tercatat tersebut.
Artikel Terkait
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak, dan Prospek ke Depan
IHSG Rawan Koreksi 5 November 2025: Analisis Teknis & Rekomendasi Saham PTBA, MYOR, HEAL
IHSG Melemah 0,51% ke 8.200, RISE dan IPAC Jadi Top Losers Terbesar
CBRE (Cakra Buana Resources Energi) Raih Pinjaman Rp803 Miliar dari BRI untuk Kapal Hai Long 106: Strategi dan Dampaknya