Latar Belakang Dugaan Mark Up Whoosh
Dugaan mark up proyek kereta cepat Whoosh pertama kali diungkapkan oleh Mahfud MD, mantan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan. Menurut pengakuannya, terjadi perbedaan anggaran yang signifikan antara biaya konstruksi di China dan Indonesia.
Mahfud mengungkapkan bahwa biaya pembangunan kereta cepat di China hanya USD17 juta per kilometer, sementara di Indonesia membengkak menjadi USD52 juta per kilometer - atau hampir tiga kali lipat lebih mahal.
Respons Mahfud MD terhadap KPK
Sebelumnya, KPK telah meminta Mahfud MD untuk melapor terkait temuan dugaan mark up ini. Namun, Mahfud menolak dan justru meminta KPK untuk secara proaktif melakukan penyelidikan.
Melalui akun X @mohmahfudmd, Mahfud menyatakan: "Di dalam hukum pidana, jika ada informasi tentang dugaan peristiwa pidana mestinya aparat penegak hukum langsung menyelidiki, bukan minta laporan. Bisa juga memanggil sumber info untuk dimintai keterangan."
Perkembangan penyelidikan dugaan korupsi proyek kereta cepat Whoosh ini terus menjadi perhatian publik, mengingat besarnya nilai investasi dan signifikansi proyek infrastruktur strategis nasional ini.
Artikel Terkait
BSDE Raup Rp7,10 Triliun di Kuartal III 2025, Tembus 71% Target Tahunan!
Tarif Listrik PLN Oktober 2025: Simak Cara Hitung & Diskon 50% Tambah Daya
Saham REAL (Repower Asia) Auto Reject, Diborong Asing Rp265 Miliar! Ini Prospek Data Center ke Depan
BKSL Cetak Laba Rp74,15 Miliar, Pendapatan Nyaris 2 Kali Lipat di Kuartal III 2025