Sementara itu, asosiasi juga menanggapi narasi yang beredar seputar ketidakmampuan industri tekstil Indonesia bersaing di kancah global. Menurut mereka, narasi tersebut tidak sepenuhnya mencerminkan realita di lapangan. Faktanya, banyak perusahaan garmen nasional telah menjadi mitra utama bagi berbagai merek global ternama dan telah memenuhi standar ketat internasional.
Merespons isu terkait impor ilegal, Anne menegaskan bahwa pihak yang menuduh sebaiknya dapat memberikan bukti langsung kepada pihak berwajib. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat penanganan masalah dan meredakan kegaduhan publik yang mengesankan seolah sektor garmen dan tekstil Indonesia sulit untuk maju.
Dengan dukungan kebijakan fiskal dan industri yang tepat sasaran, para pengusaha optimistis bahwa sektor TPT Indonesia dapat bertransformasi menjadi motor pertumbuhan hijau (green growth). Hal ini akan mendorong ekspor berkelanjutan dan sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global, serta meningkatkan daya saing di tingkat lokal dan internasional.
“Kami percaya, masa depan industri tekstil Indonesia adalah masa depan yang berkelanjutan, inovatif, dan inklusif. Setiap tantangan yang muncul saat ini harus dijadikan momentum untuk mempererat kolaborasi antara pelaku usaha, pemerintah, dan seluruh lapisan masyarakat,” pungkas Anne.
Artikel Terkait
KUR Tembus Rp217 Triliun, Pacu Ekonomi & Serap 12 Juta Pekerja!
Saham REAL (Repower Asia Indonesia) Melonjak 22%: Siapa Pemilik dan Rahasia Strategi Barunya?
BRMS & BREN Siap Melesat? Analisis Peluang Masuk MSCI November 2025
Guncangan Besar! Saham Konglomerat Anjlok Imbas Rencana Perubahan Metodologi MSCI