Intelijen China Diduga Keruk Emas Indonesia lewat Tambang Ilegal
Aktivitas tambang emas ilegal yang diduga melibatkan warga negara asing (WNA) asal China kembali menjadi sorotan. Laporan menunjukkan keterlibatan pihak asing dalam pendanaan dan pengelolaan tambang di berbagai daerah, seperti Kalimantan, Bengkulu, Aceh, NTB, hingga Sumatra Barat.
Fenomena ini disebut sebagai misi ekonomi terselubung yang meresahkan. Sebuah sumber internal mengungkapkan, praktik ini telah berlangsung lama. "Sejak masa Majapahit, banyak pihak dari China berusaha masuk ke Indonesia. Sekarang, intelijen mereka menyusup melalui jalur pernikahan dan mendirikan perusahaan tambang emas," ujar sumber tersebut.
Kasus Liu Xia Dong: Pola Infiltrasi lewat Pernikahan di Kalimantan
Salah satu kasus yang mencuat adalah Liu Xia Dong, WNA asal China yang menikahi warga lokal, Nuraini, di Ketapang, Kalimantan Barat. Kasus ini menjadi contoh pola infiltrasi ekonomi melalui investasi tambang. Pada nomor HP Liu Xiaodong, tercatat sebutan mencurigakan seperti "Intel Vhina, kawan Kapolda, kawan Pipit".
Kasus ini berawal dari serangan ke mess pekerja tambang emas PT Sultan Rafli Mandiri (SRM) di Kecamatan Tumbang Titi, Ketapang, pada 26 Juli 2023. Liu Xiaodong diduga membawa 10 orang untuk menyerang lokasi tersebut.
Tambang Ilegal Dekat Mandalika NTB Libatkan WNA China
Anggota DPR RI dari Dapil NTB, Lalu Hadrian Irfani, menyoroti tambang ilegal yang beroperasi di dekat Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB). Tambang tersebut disebut mampu memproduksi hingga 3 kilogram emas setiap hari dan diduga melibatkan tenaga kerja asing asal China.
"Tambang ilegal seperti ini bukan hanya melanggar hukum, tapi juga merusak lingkungan serta mengancam masa depan ekonomi masyarakat lokal," ujar Lalu. "Apalagi jika terbukti ada keterlibatan pihak asing, maka pemerintah harus melakukan penyelidikan secara serius dan transparan," lanjutnya.
Ironi Tambang Ilegal di Kawasan Superprioritas Mandalika
Politisi PKB tersebut menilai keberadaan tambang ilegal di kawasan strategis seperti Mandalika sangat ironis. Padahal, kawasan ini merupakan destinasi superprioritas nasional yang tengah dikembangkan sebagai ikon pariwisata kelas dunia.
"Mandalika seharusnya dijaga kelestariannya. Jika di sekitarnya ada aktivitas tambang emas ilegal, ini bukan hanya merusak citra daerah, tapi juga menghambat arus investasi," tegas Lalu.
Artikel Terkait
Amazon Gempur Belanda dengan Investasi Rp 25 Triliun, Fokus ke AI dan Ekspansi Eropa
Cara Transfer Uang ke Luar Negeri via HP 2024: Aman, Cepat, & Anti Ribet
Divpropam Selidiki Dugaan Mutasi Mencurigakan Iptu Nikolas yang Masih Jalani Hukuman Etik
Satu Lajur Jalan Depan Museum Sumpah Pemuda Ditutup 28 Oktober 2025, Ini Rute Alternatifnya