Kemenkop Dorong Koperasi Petani Perkuat Ekosistem Industri Bioethanol RI
Peluang Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) untuk masuk dalam ekosistem industri bioethanol di Indonesia semakin terbuka lebar. Dukungan strategis datang dari berbagai pihak, termasuk Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Pemerintah Provinsi Lampung, dan Kementerian Investasi serta Hilirisasi.
Sinergi Strategis untuk Bioethanol Nasional
Menteri Koperasi Ferry Juliantono mengungkapkan kesiapan Kemenkop dalam mengembangkan potensi bioethanol di Indonesia. Hal ini disampaikan dalam Rapat Pembahasan Percepatan Rencana Investasi Bioetanol di Jakarta, yang dihadiri oleh Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, dan Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Nandi Julyanto.
Regulasi dan Lahan Sudah Siap
Menkop Ferry optimis ekosistem industri bioethanol segera terwujud berkat inisiasi Kementerian Investasi yang telah menyiapkan regulasi. Dukungan nyata juga datang dari Pemprov Lampung yang menyediakan lahan ratusan ribu hektar untuk bahan baku bioethanol, seperti ubi kayu, tebu, dan jagung.
Model Bisnis Inti-Plasma Melalui Koperasi
Model bisnis yang dikembangkan menggunakan skema inti-plasma dengan melibatkan koperasi. "Intinya adalah Toyota, sedangkan plasmanya adalah para petani yang terkonsolidasi melalui koperasi," jelas Menkop Ferry. Skema ini meliputi koperasi petani ubi kayu, petani tebu, dan petani jagung.
Menkop menekankan pentingnya keseimbangan dalam ekosistem inti-plasma. "Jangan sampai plasmanya ketinggalan, sedangkan di sisi lain intinya berjalan terlalu cepat. Harus selalu ada perbaikan," tegasnya.
Artikel Terkait
Kericuhan Sorong: Aksi Bakar Mahkota Cenderawasih oleh BKSDA Picu Protes dan Ricuh
Harga Emas Antam Hari Ini Naik! Cek Rincian Lengkap per Gram & Semua Pecahan
CBRE Gelontorkan Rp1,61 Triliun untuk Kapal Canggih, Genjot Bisnis Offshore
Minyak Melonjak 5% Gara-Gara Sanksi AS ke Rusia, Apa Dampaknya ke Indonesia?