GELORA.ME - Sebuah rekaman menunjukkan suku pedalaman Hongana Manyawa di Halmahera, Maluku Utara, sedang menghalangi buldoser viral di media sosial. Mereka tampak marah, mencoba mencegah alat berat tersebut menyeberangi sungai dan memasuki hutan tempat tinggalnya dengan senjata tombak dan parang.
Gambar tersebut dibagikan oleh organisasi nirlaba Survival International di akun media sosial X (dulu Twitter) miliknya. Video yang ramai diperbincangkan netizen itu memberikan gambaran tentang apa yang aktivis sebut sebagai 'genosida' terhadap tanah dan masyarakat adat pedalaman.
Dalam video yang beredar memperlihatkan seseorang tampak sedang melakukan operasi penebangan dan penambangan di Halmahera, Maluku Utara. Operasi itu membabat hutan hujan yang ditempati oleh suku pedalaman Hongana Manyawa yang belum pernah melakukan kontak dengan masyarakat luar.
Rekaman diketahui diambil oleh seorang pekerja yang merupakan bagian dari tim penebang lahan sebelum akhirnya dijadikan tambang nikel. Saat itu, tampak dua pria Hongana Manyawa mendekati para pekerja, melambaikan senjata seperti tombak dan parang seakan tidak terima dengan kehadiran orang luar.
Karena merasa terancam, pekerja menyalakan mesin buldoser hingga membuat suku pedalaman itu pergi. Peristiwa ini menarik perhatian para peneliti luar negeri, termasuk Callum Russell dari Asia Research and Advocacy Officer di Survival International.
“Hal ini sangat mengejutkan karena kami tidak mengetahui bahwa sebagian hutan tersebut telah ditembus oleh perusahaan. Hal ini terjadi jauh lebih cepat dari yang kami perkirakan,” kata Russell kepada IFLScience.
⚠️ SHOCKING: Uncontacted Hongana Manyawa Indigenous people on video, as bulldozers destroy their forest in Indonesia.
Nickel mined from their land will end up in electric car batteries.
Unless it's stopped, they'll be destroyed.https://t.co/n9tPjPdgXL#UncontactedTribes pic.twitter.com/zVQPTie20bMengenal Suku Hongana Manyawa
Hongana Manyawa memiliki arti “Penduduk Hutan”. Mereka diperkirakan memiliki sekitar 300 hingga 500 anggota suku yang tinggal di hutan dan belum pernah menjalin kontak dengan dunia luar. Sementar 3.000 orang Hongana Manyawa lainnya sudah menjalin kontak dengan masyarakat luar sejak 1980-an.
Suku Hongana Manyawa tinggal di Halmahera, Maluku Utara, Indonesia. Maluku Utara, khususnya Halmahera, menjadi salah satu wilayah dengan cadangan nikel terbesar di dunia. Permintaan nikel melonjak dalam beberapa tahun terakhir karena penggunaan baterai mobil listrik, sehingga pulau yang tadinya asri mulai dirambah oleh perusahaan pertambangan internasional.
Weda Bay Nickel, sebuah perusahaan yang sebagian dimiliki oleh perusahaan pertambangan Perancis Eramet, dilaporkan memulai operasi penambangan di Halmahera pada 2019. Mereka punya rencana signifikan untuk meningkatkan upaya–mendapatkan nikel– dalam beberapa dekade mendatang.
“Eramet melihat dirinya sebagai Greta Thunberg di perusahaan pertambangan. Mereka mengira mereka adalah kelompok ramah lingkungan yang menambang baterai mobil listrik,” jelas Russell.
Artikel Terkait
Kronologi Lengkap Pembunuhan Sadis di Siak: Motif Gara-Gara Hotspot Dimatikan Mengejutkan
Siswi SMA Pesisir Selatan Melahirkan di Kelas, Terungkap Dihamili Paman Sendiri
Wakil Bupati Pidie Jaya Minta Maaf, Pukul Kepala Dapur SPPG hingga Dilaporkan BGN
Kasus Kekerasan Seksual Siswi SMK di Bone: Guru & Siswa Jadi Pelaku, Modus Silat