Dalam sesi tanya jawab, Toyoda mengekspresikan keyakinannya bahwa kendaraan listrik baterai (EV) tidak akan pernah mencapai pangsa pasar lebih dari 30 persen, terlepas dari perkembangan teknologi.
Sebagai alternatif, Toyota berkomitmen untuk menjaga keberagaman kendaraan bensin, hibrida, dan mobil listrik sel bahan bakar, dengan tambahan potensi dari mesin pembakaran hidrogen yang juga disebutkan sebagai solusi yang potensial.
Pemimpin perusahaan ini juga mencermati aspek pekerjaan dalam industri otomotif ketika mendiskusikan perubahan ke arah kendaraan listrik.
Toyoda mengungkapkan keprihatinan bahwa beralih secara mendadak ke mobil listrik bisa menimbulkan ketidakpastian di kalangan pekerja industri otomotif, dengan jutaan pekerja yang terlibat dalam pengembangan mesin tradisional.
Pentingnya keputusan Toyota untuk tetap fokus pada pengembangan mesin pembakaran baru muncul di tengah-tengah langkah-langkah produsen mobil lain yang secara agresif beralih ke kendaraan listrik.
Beberapa merek terkemuka seperti Jaguar, Chrysler, Lotus, Aston Martin, dan lainnya telah mengumumkan rencana untuk sepenuhnya fokus pada mobil listrik pada akhir dekade ini.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianhaluan.com
Artikel Terkait
Mobil Nasional i2C: SUV Listrik Indonesia Harga di Bawah 300 Juta?
Insentif PPnBM DTP 3% Dongkrak Penjualan Mobil Hybrid, Tembus 2.000 Unit/Bulan
Jas Hujan Setelan vs Ponco: Mana yang Lebih Aman & Anti Kecelakaan?
5 Mobil Listrik Terlaris 2025 di Indonesia, Brand China Kuasai Pasar