Namun, ketidaksejalanan kebijakan nyata terjadi. Beberapa contohnya adalah penanganan kasus Bandara IMIP di Morowali, kebijakan Pagar Laut, hingga respons terhadap bencana alam dan kompleksitas izin tambang. Masalah struktural seperti eksploitasi sumber daya alam ini adalah warisan panjang sejak era Orde Baru.
Tantangan Berat di Hadapan Prabowo
Akar permasalahan mungkin terletak pada pendekatan yang berbeda terhadap dunia usaha. Prabowo dianggap kurang "ramah" terhadap para konglomerat besar (cukong), sementara era Jokowi dikenal dekat dengan mereka. Kebijakan Prabowo yang mengancam kepentingan kelompok mapan, seperti pembongkaran pagar laut dan penertiban di sektor energi dan tambang, bisa menjadi bumerang.
Dalam situasi normal saja tekanan politik terhadap Prabowo sangat besar, apalagi saat menghadapi krisis dan bencana seperti sekarang. Dukungan dari sekelilingnya pun dinamis dan penuh kepentingan (bunglon politik), membuat posisi Prabowo berada di simpang jalan yang penuh tantangan.
Pertanyaan Masa Depan dan Takdir Politik
Seperti dikemukakan Dahlan Iskan, kesuksesan Jokowi didukung oleh faktor manusia dan alam. Sebaliknya, pemimpin seperti SBY dan Prabowo dianggap kurang beruntung dari kedua faktor tersebut. Ini adalah takdir politik yang sulit dielakkan.
Pertanyaan besarnya: Jika slogan "Piye kabare" dengan simbol Soeharto terbukti gagal mengembalikan kekuatan lamanya, akankah hal sama terjadi jika simbol yang digunakan adalah Jokowi? Kompleksitas politik saat ini jauh lebih tinggi.
Pada akhirnya, ada pandangan bahwa kegagalan Prabowo dalam memimpin nanti bisa berarti hilangnya peluang bagi Indonesia untuk memiliki pemimpin yang mampu membawa negara menjadi mandiri, maju, dan kuat secara berdaulat. Masa depan politik Indonesia sedang diuji.
Direktur ABC Riset & Consulting
Artikel Terkait
AS Tiru Drone Shahed-136 Iran? Klaim Superioritas Teknologi & Kemandirian Rudal
Mbah Tarman Ditahan! Cek Mahar Rp3 Miliar untuk Sheila Arika Ternyata Palsu
Sri Mulyani Jadi World Leaders Fellow di Oxford 2026: Peran dan Kontribusi
Kemensos Beri Santunan Rp15 Juta untuk Korban Meninggal Akibat Banjir Sumatra: Ini Besaran & Syaratnya