Bupati Aceh Utara Menangis Ungkap Banjir Kritis: Korban Jiwa Belum Semua Ditemukan

- Kamis, 04 Desember 2025 | 11:25 WIB
Bupati Aceh Utara Menangis Ungkap Banjir Kritis: Korban Jiwa Belum Semua Ditemukan
Bupati Aceh Utara Menangis: Situasi Banjir Kritis, Korban Luar Biasa | Update Terbaru

Bupati Aceh Utara Menangis Saat Ungkap Situasi Banjir: "Kami Tidak Sanggup Lagi"

GELORA.ME – Situasi banjir di Kabupaten Aceh Utara memasuki fase kritis. Bupati Ismail A Jalil tak kuasa menahan tangis dalam konferensi pers di posko penanggulangan bencana, Rabu (3 Desember 2025). Dengan suara bergetar, ia mengakui pemerintah daerah sudah tidak mampu menangani skala bencana yang meluluhlantakkan hampir seluruh wilayahnya.

Bupati Terjebak Banjir Hampir 2 Malam

Ismail A Jalil bercerita banyak warga yang masih terjebak. Bahkan, dirinya sendiri sempat terperangkap banjir dengan ketinggian air yang signifikan selama hampir dua malam. "Tidak sanggup, korbannya luar biasa. Pusat tidak ada perhatian. Saya terjebak dalam air hampir 2 malam tidak keluar. Banyak masyarakat kita kelaparan," ujarnya dalam video yang viral di Instagram @sekilasaceh.

Permintaan Bantuan ke Pemerintah Pusat Sudah Dikirim

Bupati menegaskan Pemkab Aceh Utara telah berusaha maksimal, namun kemampuan daerah terbatas. Surat permohonan bantuan resmi telah dikirimkan kepada Presiden untuk mempercepat penanganan. Bantuan yang mendesak dibutuhkan meliputi logistik besar-besaran, peralatan evakuasi, dan tambahan tenaga medis serta SAR.

Mayat Korban Banjir Belum Semua Ditemukan

Kondisi terparah diungkapkan Ismail. Masih terdapat jenazah korban banjir yang belum berhasil dievakuasi, khususnya di daerah seperti Kecamatan Langkahan. Medan yang rusak parah menyulitkan proses pencarian. "Kabupaten Aceh Utara memiliki 27 kecamatan, cuma 2 kecamatan yang tidak kena habis. Tapi sampai hari ini mayat-mayat belum habis ditemukan," katanya dengan pilu.

Pengungsi Krisis Makanan dan Obat-obatan

Situasi kemanusiaan di lokasi pengungsian semakin mendesak. Ribuan warga yang mengungsi dilaporkan mengalami kekurangan makanan pokok, obat-obatan, dan perlengkapan tidur seperti selimut. Tekanan untuk segera mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat semakin besar seiring dengan bertambahnya laporan korban.

Komentar