Presiden juga menekankan filosofi di balik proyek transportasi publik. Menurutnya, proyek seperti Kereta Cepat Whoosh tidak boleh dinilai semata-mata dari segi keuntungan finansial komersial.
"Whoosh itu semua pabrik transport di seluruh dunia, jangan dihitung untung rugi, tapi manfaatnya untuk rakyat. Di seluruh dunia begitu, ini namanya public service obligation," jelas Prabowo.
Konsep Public Service Obligation (PSO) atau kewajiban pelayanan publik ini, menurutnya, adalah standar global di mana negara memberikan subsidi untuk layanan yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Jaminan Pengelolaan Anggaran yang Bersih
Sebagai penutup, Presiden Prabowo menyatakan bahwa seluruh pembiayaan dan subsidi untuk proyek-proyek strategis berasal dari pajak dan kekayaan negara. Ia bertekad untuk memastikan pengelolaannya dilakukan secara bersih dan akuntabel.
"Makanya kita harus mencegah semua kebocoran. Kita sungguh-sungguh harus hentikan penyelewengan, korupsi. Uang rakyat nggak boleh dicuri, akan kita kembalikan untuk pelayanan rakyat," tegasnya.
Pernyataan ini sekaligus menjadi pesan kuat kepada PT KAI dan seluruh pemangku kepentingan untuk terus fokus melayani rakyat tanpa dibayangi kekhawatiran, dengan dukungan penuh dari Pemerintah Republik Indonesia.
Artikel Terkait
Persija Jakarta Raih 3 Kemenangan Beruntun, Emaxwell Souza Ingatkan Tim Tetap Waspada
Partai Perindo Usul Parliamentary Threshold Turun Jadi 1%, Apa Dampaknya?
KAI Janji Evaluasi SOP Stasiun Cikarang Usai Insiden Viral, Ini Langkah Perbaikannya
PMI Manufaktur Indonesia 51,2 di Oktober 2025, Airlangga Proyeksi Ekspansi Lanjut Kuartal IV