Komisaris Transjakarta Dikecam Jepang, Didesak Mundur Gara-gara Ancaman Gorok Leher

Tidak hanya dari luar negeri, tekanan untuk memberhentikan Ainul Yaqin juga datang dari dalam negeri. Melalui media sosial, warganet mengirimkan surat tuntutan kepada Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, agar Ainul segera diberhentikan dari posisinya sebagai Komisaris Transjakarta.

Pengguna Twitter @elisa_jkt menyoroti bagaimana kasus ini telah menarik perhatian global dengan menyebut bahwa Komisaris BUMD Transjakarta kini diperhatikan kelompok ekstrem kanan Jepang. Sementara @marukonahu dan @isuzucarpenter menegaskan bahwa Ainul dinilai tidak pantas menduduki posisi tersebut karena akhlak dan pernyataannya yang dianggap tidak mencerminkan nilai-nilai positif.

Latar Belakang Kontroversi

Kontroversi ini berawal dari rekaman video yang menunjukkan Ainul Yaqin berorasi menggunakan jaket Ansor dan peci hitam di atas mobil komando. Dalam orasinya, dia menyatakan bahwa Ansor dan Banser akan menjadi garda terdepan jika ada kiai dan ulama yang dihina, dengan menyebut ancaman "menggorok leher" seperti yang dilakukan Banser terhadap PKI sebelumnya.

Pernyataan ini menuai kritik tajam mengingat posisi strategis Ainul Yaqin sebagai Komisaris Transjakarta, Ketua GP Ansor DKI Jakarta, dan tenaga ahli Menteri Agama RI. Kontroversi semakin memanas karena statusnya sebagai hafizh Quran 30 juz, yang dinilai tidak sejalan dengan pernyataan kerasnya dalam demonstrasi tersebut.