Dalam situasi terdesak, Sahroni mengaku kehilangan kepercayaan pada siapa pun. Ia merasa harus berjuang sendirian menyelamatkan nyawa dari ancaman yang sudah masuk hingga ke dalam rumahnya. "Saya dalam keadaan hari itu tidak percaya sama satu orang pun," ujarnya.
Barang-Barang Personal yang Turut Dijarah
Lebih dari sekadar penjarahan harta benda, aksi massa juga menyasar barang-barang personal tak ternilai. Dengan nada tak percaya, Sahroni mengungkapkan bahwa bahkan pakaian dalamnya pun tidak luput dari penjarahan. "Bapak Ibu, kolor aja saya diambil," tuturnya.
Kebrutalan massa berlanjut dengan pencurian barang-barang sepele seperti sikat gigi hingga kenangan paling pribadi berupa foto keluarga. "Kebayang Bapak Ibu, foto keluarga pun dicuri," sambungnya.
Pasrah di Puncak Keputusasaan
Di puncak keputusasaan, Sahroni mengaku telah memasrahkan segalanya kepada takdir. Ia merasa ikhlas jika memang harus meregang nyawa dalam peristiwa tragis tersebut. "Kalaupun hari itu saya meninggal, saya sudah ikhlasin," tutupnya.
Artikel Terkait
Dutch Disease di Indonesia: Solusi Danantara Atasi Kutukan Sumber Daya Alam
Susi Pudjiastuti Kritik Gibran: Bawa Starlink Langsung ke Korban Bencana, Jangan Cuma Janji
Sopir MBG Pakai Kostum Power Rangers: Strategi BGN Tingkatkan Antusiasme Siswa
TikTok Akhirnya Jual 80% Aset di AS: Solusi Atas Ancaman Larangan dan Masa Depan 170 Juta Pengguna