Dalam situasi terdesak, Sahroni mengaku kehilangan kepercayaan pada siapa pun. Ia merasa harus berjuang sendirian menyelamatkan nyawa dari ancaman yang sudah masuk hingga ke dalam rumahnya. "Saya dalam keadaan hari itu tidak percaya sama satu orang pun," ujarnya.
Barang-Barang Personal yang Turut Dijarah
Lebih dari sekadar penjarahan harta benda, aksi massa juga menyasar barang-barang personal tak ternilai. Dengan nada tak percaya, Sahroni mengungkapkan bahwa bahkan pakaian dalamnya pun tidak luput dari penjarahan. "Bapak Ibu, kolor aja saya diambil," tuturnya.
Kebrutalan massa berlanjut dengan pencurian barang-barang sepele seperti sikat gigi hingga kenangan paling pribadi berupa foto keluarga. "Kebayang Bapak Ibu, foto keluarga pun dicuri," sambungnya.
Pasrah di Puncak Keputusasaan
Di puncak keputusasaan, Sahroni mengaku telah memasrahkan segalanya kepada takdir. Ia merasa ikhlas jika memang harus meregang nyawa dalam peristiwa tragis tersebut. "Kalaupun hari itu saya meninggal, saya sudah ikhlasin," tutupnya.
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Remaja Baduy Dibegal Sadis di Cempaka Putih, Uang Rp3 Juta dan Madu Dagangan Lenyap
Prabowo Targetkan Kereta Cepat Whoosh Sampai Banyuwangi, Ini Alasannya
Septic Tank Komunal & Biogas Jakarta Timur: Solusi Sanitasi & Hemat Gas 200 Ribu/Bulan
Kakek 82 Tahun di Pangkep Tewas Hanyut di Sungai, Sempat Hilang 3 Hari